BUTON TENGAH – Penjabat (Pj) Bupati Buton Tengah (Buteng), Andi Muhammad Yusuf menyebut Festival Kande-kandea dapat dijadikan wahana pelestarian kebudayaan yang perlu diwariskan dan diajarkan kepada generasi berikutnya.

Hal itu disampaikan Andi Muhammad Yusuf saat menghadiri Festival Kande-kandea Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Sabtu (20/4/2024).

Kegiatan Festival budaya Kande-kandea Tolandona berlangsung meriah dihadiri dan disaksikan ribuan pasang mata yang memenuhi lapangan Lamedadi, Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu.

Pj Bupati Buteng mengatakan Kande-kandea merupakan acara adat yang sudah menjadi tradisi turun temurun di masyarakat.

Dirinya pun berharap, dengan semakin dikenalnya keanekaragaman budaya maka akan mendorong rasa cinta dan rasa memiliki oleh generasi selanjutnya.

“Pekande-kandea ini memiliki makna yang mendalam. Memberikan pesan sosial yang senantiasa harus dijaga, dimana tradisi membuahkan kekokohan dan kekerabatan, jalin silaturahmi serta terpeliharanya kekeluargaan masyarakat Tolandona dan masyarakat lainnya,” kata Pj Bupati seperti dikutip dari laman Pemkab Buteng.

“Saya berharap, nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Kande-kandea dapat dijadikan sebagai pedoman bagi kehidupan masyarakat dalam membangun dan mengisi pembangunan di Buton Tengah. Mari kita jaga dan pelihara nilai-nilai tradisi kearifan lokal, terus berjuang untuk mempertahankan tradisi dan kebudayaan kita jangan sampai tergerus oleh arus liar yang tidak jelas muaranya, tingkatkan martabat sebagai bangsa yang berperadaban tinggi,” tutupnya.

“Tradisi Pekande-kandea ini merupakan pesta rakyat tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Tolandona. Tradisi ini sesungguhnya menyambut dan merayakan para kesatria yang menjaga keutuhan kesultanan Buton,” kata Pj Bupati.

Para kesatria tersebut mendapat pelayanan khusus dari kesultanan Buton berupa makan dengan cara unik ala kesatria Buton yang disebut kande tompa, yang disuapi oleh para putri keraton.

Pekande-kandea di perkenalkan pada pada tahun 1597 pada saat kepemimpinan Sultan Buton ke IV Dayanu Ikhsanuddin dan Iman Masjid Agung Keraton Buton Sangia Wambulu. Hingga saat ini tradisi ini masih terpelihara dengan baik. Tradisi Kande-kandea di kemas sejalan dengan nilai ajaran islam.

Selanjutnya, pelaksanaan Pekande-kandea dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idulfitri dengan tujuan sebagai ajang silaturahmi dan ungkapan rasa syukur terhadap karunia Allah SWT kepada masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

**