Industri Pengolahan, Sumber Tertinggi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara
KENDARI – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Triwulan I 2024 mencatat lapangan usaha dengan kontribusi terbesar dan bertumbuh positif terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), yakni Pertanian, Pertambangan, Perdagangan, Konstruksi, dan Industri Pengolahan.
Pertumbuhan tertinggi tercatat pada lapangan usaha Industri Pengolahan, menyusul lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, dan Jasa Perusahaan.
Kategori industri pengolahan tercatat sebagai sumber pertumbuhan Provinsi Sulawesi Tenggara tertinggi pada Triwulan I 2024 (y-on-y), yaitu sebesar 1,88 persen.
Adapun lima lapangan usaha yang memberikan distribusi dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang tinggi di Sultra, yakni: lapangan usaha pertanian sebesar 23,76 persen, pertambangan sebesar 21,46 persen, perdagangan sebesar 12,25 persen, konstruksi sebesar 10,74 persen, dan industri pengolahan sebesar 10,04 persen.
Sementara lapangan usaha industri pengolahan bertumbuh pesat hingga 21,72 persen (y-on-y) dibanding lapangan usaha pertanian yang bertumbuh hanya 0,98 persen (y-on-y).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPTSP) Sultra, Parinringi menyebutkan, bahwa pertumbuhan usaha industri pengolahan itu dipengaruhi oleh kebijakan hilirisasi industri.
Dikatakanya, bahwa Roadmap dan Kajian Hilirisasi merupakan upaya untuk memberikan nilai tambah suatu komoditas dan peningkatan kemandirian ekonomi sesuai dengan arahan Presiden RI.
Yang mana Presiden Joko Widodo, jelas Parinringi, bahwa salah satu upaya untuk bersaing dengan negara maju ialah hirilisasi, untuk membuat transformasi agar ada nilai tambah untuk mengembangkan indutri di sektor-sektor.
“Investasi di sektor hilirisasi dinilai berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi diantaranya, dari sektor komoditi potensial yang memiliki potensi nilai tambah yang terbesar serta potensi peningkatan ekspor,” jelasnya.
Dan Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, namun tentunya hasil sumber daya alam tersebut bisa mendapatkan nilai tambah dengan strategi hilirisasi.
“Dengan begitu komoditas ekspor kpor kita bisa jadi lebih bertambah nilainya,” kata Parinringi.
****
Tinggalkan Balasan