KENDARI – Usaha pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada tahun 2023 meningkat 2,27 persen.

Hal tersebut sebagaimana hasil Sensus Pertanian 2023 Badan Pusat Statistik (ST2023) yang mencatat jumlah usaha pertanian perorangan di Sultra sebanyak 349.855 atau naik 2,27 persen dibanding 2013 yang sebanyak 342.094 unit.

Jenis usaha pertanian pada ST2023 meliputi usaha pertanian perorangan (UTP) sebanyak 349.855 unit atau 99,97 persen, perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) sebanyak 44 unit atau 0,01 persen dan usaha pertanian lainnya (UTL) sebanyK 51 unit atau 0,01 persen.

Perkembangan usaha pertanian itu ditunjang dengN potensi lahan produktif pertanian di wilayah Sultra seluas 2.858.277 hektar.

Dari luas daratan keseluruhan sekitar 38.068 kilometer persegi, yang hanya dimanfaatkan untuk produksi pertanian dalam arti luas hanya 28 persen. Sebanyak 2.726.590 penduduk sebagian besar mata pencaharian di bidang pertanian.

Sekretaris Daerah Prov Sultra, Asrun Lio mengatakan, dari potensi tersebut, kontribusi pertanian dalam arti luas memengaruhi perekonomian daerah yg ditunjukan dengan kontribusi PDRB pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 24 persen.

Dimana subsektor tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan menyumbang 12 persen.

Kepala DPMPTSP Sultra, Parinringi dalam panen raya padi di Kolaka Utara/Ist

“Potensi lahan produktif pertanian di Sultra seluas 2.858.277 hektar terdiri dari sawah fungsional seluas 124.010 hektar dan ladang lahan kering 2.734.267 hektar, yang dimanfaatkan untuk tanaman pangan dan perkebunan,” kata Asrun melalui keterangannya saat kunjungan Menteri Pertanian di Konut, Rabu (10/1/2024) lalu.

Lanjutnya, dari potensi tersebut terdapat lahan baku sawah di Kabupaten Konawe Utara seluas 1.465 hektar yang cukup luas adalah lahan kering.

Kemudian potensi tanaman pangan khususnya produksi padi mengalami surplus sejak 2 Juni 2018 dengan mengirim beras ke Sulawesi Utara dan Surabaya sebanyak 1.000 ton komoditas jagung.

Sementara itu Kepala DPMPTSP Sultra, Parinringi menyebutkan, potensi pertanian di Sultra ini dapat dimanfaatkan untuk investasi di sektor pertanian.

Baik itu investasi dalam pengembangan lahan pertanian, pengadaan bibit unggul, pengolahan tanah, hingga pengolahan hasil pertanian.

“Apalagi salah satu jenis tanaman yang sangat cocok untuk dikembangkan di Sultra adalah padi,” kata Parinringi.

Untuk itu dalam beberapa tahun terakhir ini pemerintah telah memperkuat infrastruktur pertanian, seperti pembangunan irigasi, jalan, dan pasar.

Sehingga memudahkan para petani untuk mengembangkan usahanya dan menjual hasil pertanian mereka ke pasar yang lebih luas.

Selain itu, Pemprov Sultra juga mengembangkan kemitraan dengan investor dan perusahaan swasta untuk mengembangkan pertanian di daerah ini.

“Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian serta membantu petani dalam memasarkan hasil pertanian mereka,” jelas Parinringi.

 

 

****