BAUBAU – Berikut ini fakta-fakta menarik pembangunan Jembatan Penghubung Muna-Buton yang tengah digagas oleh pemerintah.

Diketahui, pembangunan jembatan penghubung Muna-Buton kini sedang dalam tahap perancangan yang proses konstruksinya ditargetkan dimulai tahun 2026.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo pun melakukan peninjauan lokasi rencana pembangunan Jembatan Penghubung Muna-Buton di Kelurahan Palabusa, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) oleh pada Minggu (13/7/2025).

“Harapan kami seluruh teknis bisa selesai di 2025. 2026 benar-benar konstruksi awalnya bisa kita mulai,” kata Dody dalam kunjungannya.

Inilah fakta-fakta menarik pembangunan Jembatan Muna-Buton ini yang dikutip HaloSultra.com dari berbagai sumber, yakni:

1. Perancangan Jembatan Muna-Buton sejak 2010

Rencana pembangunan Jembatan Muna-Buton ini sudah diinisiasi sejak 2010 dengan dimulainya penyusunan Feasibility Study dan dilanjut tahun 2012 dengan proses Detail Engineering Design (DED) yakni penyusunan dokumen desain teknis bangunan.

Selanjutnya pada tahun 2014 diterbitkan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (Perda RTRW) pembangunan Jembatan Muna-Buton ini hingga 2018 dilakukan pembaruan Feasibility Study.

Kemudian tahun 2020 dilakukan penyusunan dokumen Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) yakni dokumen rencana tindakan untuk menangani dampak sosial ekonomi akibat pengadaan tanah dan pemukiman kembali dalam proyek pembangunan Jembatan Muna-Buton dan review DED.

Baca Juga:  Kejati Sultra Disoroti Soal Penanganan Dugaan Korupsi dan TPPU Pemilik dan Direksi PT LAM

Pada tahun 2024 juga telah dilakukan uji Wind Tunnel yakni metode untuk mempelajari perilaku aliran udara di sekitar suatu benda dengan cara menghembuskan udara dengan kecepatan yang terkontrol ke benda tersebut di dalam sebuah terowongan tertutup.

Dan terakhir pada tahun 2025 dilakukan perencanaan Independence Proof Check (IPC) terhadap desain dan hasil Wind Tunnel

2. Buka konektifitas antar wilayah

Menteri PU, Dody Hanggodo menyebutkan kehadiran Jembatan Penghubung Muna-Buton ini akan membuka konektivitas yang selama ini terbatas, khususnya di Baubau, Buton, Buton Tengah, Muna, dan Muna Barat.

Jembatan Penghubung Muna-Buton ini, kata Dody, nantinya akan berdampak besar bagi sektor perdagangan, perikanan, dan pariwisata.

“Volume perdagangan akan meningkat. Potensi pariwisata dan perikanan menjadi sangat terbuka dengan jembatan ini, otomatis meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

3. Masyarakat sukarela hibahkan lahan miliknya

Kepala Bappeda Sultra, J. Robert menjelaskan, proyek Jembatan Muna-Buton ini masih dalam tahap perencanaan awal hingga proses pembebasan lahan.

Baca Juga:  Jelang Penerimaan Terpadu Anggota Polri, Polda Sultra Uji Coba Sistem Face Matching

“Sejauh ini, proses strategis seperti pembebasan lahan di Kota Baubau telah berjalan,” kata Robert dikutip KendariPos.

“Bahkan, masyarakat di Buton Tengah telah menunjukkan dukungan besar dengan menghibahkan lahan mereka secara sukarela,” sambungnya.

Ia menyebut, dukungan masyarakat ini adalah bentuk nyata harapan yang tidak boleh diabaikan oleh pemerintah.

“Pemerintah harus hadir dan menjawab harapan masyarakat. Komitmen publik seperti ini adalah kekuatan moral bagi kami untuk terus mendorong percepatan proyek,” jelasnya.

4. Jembatan Muna-Buton terpanjang di ASEAN

Konstruksi Jembatan Muna-Buton disebutkan sebagai jembatan penghubung terpanjang yang pernah dibangun di negara-negara ASEAN.

Data Kementerian Pekerjaan Umum menyebutkan keseluruhan Jembatan Muna-Buton yang menelan anggaran sekitar Rp6 triliun ini direncanakan sepanjang 2.969 meter.

Pada Jembatan Muna-Buton terdiri atas beberapa komponen penting, yakni jalan pendekat Pulau Muna sepanjang 1.278 meter, jembatan pendekat Pulau Muna 186 meter, jembatan utama 765 meter, jembatan pendekat Pulau Buton 525 meter, jalan pendekat Pulau Buton 215 meter, serta dilengkapi jalur khusus motor sepanjang 2 meter.

**