KENDARI – Produksi padi Gogo atau padi Ladang di desa Pudahoa, kecamatan Mowila ,Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) hingga kini masih dilestarikan dan menjadikan andalan ketahanan pangan bagi masyarakat suku Tolaki.

Akan tetapi hanya sebagian masyarakat suku Tolaki yang masih mengembangkan Padi Gogo/Ladang tersebut. Hal tersebut dikarenakan masyarakat begitu mudah mendapatkan beras.

Salah satu masyarakat yang masih melestarikan padi Gogo, Welasa Mengatakan, bahwa alasan dirinya masih menanam padi hingga hari ini, untuk mempertahankan tradisi leluhur. Pada umumnya masyarakat Suku Tolaki mengetahui cara menanam padi yang sejak dulu diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang mereka.

Selain itu, sebagian masyarakat suku Tolaki mulai meninggalkan tradisi leluhur. Hal ini disebabkan beras sangat mudah ditemui di warung ataupun di Pasar.

“Kalau dulu, orang makan nasi tidak setiap hari seperti sekarang, panen dulu baru makan nasi. Dulu, orang mengandalkan pangan lain seperti pisang, sagu dan umbi-umbian lainnya. Dulu makanan berat atau sumber karbohidrat utama itu Sinonggi atau sagu. ” jelas saat ditemui, Sabtu (11/6/2022).

Selain itu, kata dia, bahwa menanam padi Ladang harus di lahan perbukitan, agar padi yang di tanam mendapatkan hasil yang subur.

Ia juga mengatakan, penanaman padi ladang dianggap budidaya mudah akan tetapi kegagalan panen masih sering terjadi, apalagi ketika tanaman padi terserang hama, sudah bisa dipastikan hasil panen menurun sangat signifikan.

” Kalau hama disini kebanyakan babi, saat mencari cacing tanah pastinya akan merusak padi, itu yang kadang membuat kita gagal panen,” jelasnya

Ia juga menyebutkan, bahwa usahatani padi gogo/ladang sangat mengandalkan musim hujan sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan air di masa awal pertumbuhan padi.

Ia juga menyampaikan, usahatani padi gogo ini hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun, dan dalam pengolahan budidaya padi ladang dikerjakan secara bersama-sama atau gotong-royong, oleh keluarga, tetangga maupun keluarga lain dengan sistem saling membantu (mepoalo, Bahasa Tolaki) tanpa diberi upah.

Perlu diketahui , pengolahan lahan untuk budidaya padi ladang yang dilakukan oleh petani membutuhkan waktu 1 minggu sampai dengan 4 bulan sebelum waktu tanam, biasanya dilakukan pada bulan agustus sampai Desember.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam kegiatan pengolahan lahan adalah membabat atau memotong rumput maupun kayu menggunakan parang, membakar rumput dan kayu yang telah dibabat serta membersihkan sisa-sisa rumput yang tersisa dari pembakaran menggunakan sabit serta mencangkul dan kemudian di tanami padi tersebut.