2 dari 2 halaman

Di tempat yang sama, Kepala Disdikbud Buteng, Abdullah menyebutkan, pemerintah pusat dan Pemkab Buteng telah melakukan berbagai upaya dalam peningkatan kualitas pembangunan bidang pendidikan.

Seperti perlengkapan sarana dan prasarana alokasi bantuan alat dengan rincian 580 unit chromebook untuk siswa, 118 unit laptop untuk guru, 10 unit interactive display dengan total anggaran keseluruhan bantuan sebesar 6,4 miliar yang dialokasikan pada tahun 2023.

“Chromebook itu ada 580 unit untuk 58 sekolah, ini untuk mengantisipasi assesment nasional pada April mendatang, karena selama ini Assesment Nasional sekolah-sekolah di Buteng itu banyak menumpang di SMA, SMK, SMP yang ada chromebook-nya, tahun ini assesment tiap sekolah Dasar itu sudah mandiri,” bilangnya.

Kemudian laptop kita peruntukkan untuk sekolah penggerak sebanyak 118 Unit termaksud TK yang ada di Buteng, hal ini bertujuan untuk mendukung digitalisasi sekolah dan platform Sekolah merdeka,” papar Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Buteng itu.

Baca Juga:  Pemkab Siapkan Lahan Hibah untuk Kejaksaan Negeri Buton Tengah

Abdullah melanjutkan, bahwa dalam proses peningkatan mutu pendidikan ini bukanlah sesuatu yang mudah terlebih dalam meningkatkan kompetensi SDM yang selama ini masih terus menerus berhadapan dengan teori.

Namun di tahun 2023 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Buteng terus melakukan upaya untuk melakukan kursus dan pelatihan lainnya yang berhubungan langsung kepada para guru, Kepala sekolah bahkan Pengawas di Lingkup Buton Tengah.

“Yang namanya peningkatan mutu itu bukan sesuatu yang mudah, pasti ada tantangan salah satu tantangannya yang pertama persoalan Gurunya, sehingga sekarang yang pertama kita lakukan peningkatan kompetensi SDM juga harus sejalan sarananya dilengkapi begitu pula Sumber daya nya,”kata Abdullah.

Baca Juga:  Aksi Pemalakan Bermodus Uang Kebersihan di Buteng Terungkap, 2 Pelaku Diamankan

Ia menyampaikan, jika di Negeri Seribu Goa itu mulai tahun 2023 sudah harus menerapkan Kurikulum Merdeka tanpa terkecuali, sebab kurikulum tersebut sudah dapat berjalandengan baik melalui sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemda juga pelatihan implementasi kepada para tenaga pengajar hingga pengawas.

“Mulai tahun ini kita sudah beberapa kali melatih kepala sekolah, pengawas bahkan kita juga mengundang guru-guru sekolah alam Indonesia untuk melakukan pelatihan terkait implementasi kurikulum sekolah merdeka,” katanya.

“Model pelatihannya mempraktekkan langsung pelaksanaan kurikulum merdeka, mempelajari bagaimana cara melaksanakan proyek profil pelajar pancasila karena selama ini hanya teori sekarang langsung praktek dengan menghadirkan narasumber yang handal,” demikian Abdullah. ***