KENDARI – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) beberapa waktu lalu mengungkap adanya bakteri Escherichia Coli (E-Coli) pada sumber air baku milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anoa Kendari di Intake Anggoeya.

Merespons hal tersebut, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, Sahabuddin, geram dengan kinerja dan manajemen PDAM Tirta Anoa yang terkesan buruk.

Menurutnya, bakteri berbahaya ini apabila terkontaminasi pada makanan maupun minuman maka akan mengakibatkan seseorang merasakan sakit perut, diare, mual, bahkan muntah-muntah.

“Ini pukulan telak bagi PDAM yang harus benar-benar berbenah mulai dari sisi pelayanan ke masyarakat hingga menjaga kebersihan sumber air baku itu sendiri. Sehingga tidak tercemar bakteri E-Coli dan menimbulkan persoalan baru,” kata Sahabuddin.

Sahabuddin menuturkan, sepatutnya PDAM Tirta Anoa lebih memperhatikan lagi kehigienisan air yang akan disalurkan kepada masyarakat tersebut.

“Biasanya sebelum air bersih disuplai ke rumah-rumah warga, terlebih dahulu dilakukan uji laboratorium, guna memastikan air tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi manusia. Kita belum mengetahui secara pasti, apakah pihak PDAM melakukan hal demikian ataupun sebaliknya,”ujarnya.

Dirinya meminta, ke depan PDAM perlu melakukan uji laboratorium sebelum mengalirkan air bersih itu, memastikannya tidak dicemari bakteri E-Coli berbahaya.

“Pastinya kami akan terus mengawasi PDAM sebagaimana tugas kami di Komisi II DPRD dan dalam waktu dekat kami akan memanggil PDAM, meminta penjelasan dari mereka dan memastikan kedepannya tidak ada lagi temuan seperti ini,” jelasnya.

Dengan adanya temuan dari BPK, Politisi partai Golkar ini mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari harus berani mengambil sikap tegas, untuk memberikan sanksi terhadap manajemen PDAM Tirta Anoa Kendari.

“Kalau istilah penyakit itu namanya kronis. Sama ditubuh PDAM ini, masalahnya sudah sangat parah. Belum selesai masalah pelayanan yang buruk, ada lagi masalah barunya. Makanya kita minta ke Pj Wali Kota bisa memberikan perhatian serius pada PDAM,” tutupnya.

Sebagai informasi, Intake Anggoeya sendiri khusus mengaliri air di rumah-rumah warga di dua kecamatan, yakni Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu, Kota Kendari.

Sementara itu, Kepala BPK RI Perwakilan Sultra, Dadek Nandemar, menyebut penemuan bakteri tersebut usai dilakukan pemeriksaan pada sampel air dari sumber air baku PDAM Intake Anggoeya.

“PDAM mohon maaf kami sampel itu yang unitnya paling bagus, tapi airnya itu isinya Bapak Ibu harus hati-hati masih ada E-Coli, ada kekeruhan dan coliform. Ini bahaya, E-Coli itu yang dihasilkan Bapak Ibu, jadi mohon maaf bisa kotoran manusia atau hewan,” kata Dadek, dalam kegiatan penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja dan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT ), Kamis (19/1/2023) lalu. **