Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Lalolae Koltim, Tak Berpotensi Tsunami
KOLAKA TIMUR – Gempa bumi mengguncang wilayah Lalolae, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Jumat (24/1/2025) pukul 21:37:12 WITA.
Dalam laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa susulan ini berkekuatan M 4,9.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi gempa bumi ini berkekuatan M=4.9. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4.06 LS, 121.81 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4.8 km, Tenggara Lalolae, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada kedalaman 10 Km,” kata Rudin, Kepala Stasiun Geofisika Kendari melalui keterangan resminya.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Kolaka di Tenggara Lalolae, Koltim.
“Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di Kolaka Timur, Kolaka III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi), Bombana III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu), Kolaka Utara, Kendari, Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami,” tambahnya.
Hingga pukul 22.20 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan terjadi 3 aktivitas gempa bumi susulan, dengan magnitudo M=3.2 pada pukul 21:56:54 WITA dan 21:58:31 WITA, serta M=2.6 pada pukul 22:14:42 WITA.
Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Kemudian masyarakat juga diminta agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tutup Rudin.
*
Tinggalkan Balasan