KENDARI – Balai Bahasa Sulawesi Tenggara (BBST) bekerjasama dengan Hiksi Komisariat KB Sultra dan DPW AGBSI Sultra menyelenggarakan webinar dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) tahun 2025 digelar pada Rabu (26/2/2025).

Webinar bertajuk ‘Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua’ ini dibuka oleh Kapusbanglin Badan Bahasa, Dora Amalia.

Turut memberikan arahan, Kepala BBST, Uniawati. Webinar menghadirkan dua narasumber, yakni Dr. Yuliyanah Sain dan Prof. La Ode Sidu Marafad.

Lebih dari 150 peserta mengikuti webinar melalui aplikasi Zoom, mulai dari anak sekolah dasar, guru, duta bahasa, praktisi, hingga masyarakat umum khususnya yang berdomisili di Sultra.

Dora Amalia dalam sambutannya menyampaikan HBII tahun ini bertepatan dengan 25 tahun peringatan International Mother Language Day.

Dia juga mengapresiasi pembacaan doa yang mengedepankan penggunaan salah satu bahasa daerah di Sultra yakni bahasa Tolaki.

“Saya tidak mengerti maknanya, tetapi saya yakin ada keistimewaan dari kata-kata yang disampaikan dengan menggunakan bahasa daerah dalam doa tersebut,” ujarnya.

Hal ini dapat dicontoh untuk kegiatan lain dan merupakan bentuk implementasi positif dari upaya pelestarian bahasa daerah.

Uniawati dalam arahannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan narasumber yang telah berkenan hadir dalam webinar ini.

Selain itu, dirinya menekankan kembali pentingnya menggunakan dan melestarikan bahasa daerah khususnya di wilayah Sultra. Hal itu karena generasi muda banyak yang mulai melupakan bahasa daerah.

Semenetara itu, Dr. Yuliyanah Sain memaparkan materi tentang permainan tradisional sebagai media pembelajaran bahasa daerah.

“Permainan tradisional berbahasa daerah mengajarkan bertutur dengan menyenangkan, anak (penutur) secara tidak sadar sudah belajar ketika bermain,” ungkapnya.

Prof. La Ode Sidu Marafad, ahli bahasa Muna, secara gamblang memberikan materi terkait strategi pemertahanan bahasa ibu pada generasi muda.

Dia mengungkapkan bahwa keluarga menjadi tonggak utama dalam pelestarian bahasa daerah.

Peserta terlibat aktif dan antusias mengikuti webinar ini. Bahkan, adapula yang menyimak dengan nobar di dalam kelas.

Perayaan HBII yang diselenggarakan secara daring ini mampu menjangkau berbagai kalangan.

Webinar ini diharapkan dapat berkontribusi positif untuk menyadarkan masyarakat agar dapat mengimplementasikan bahasa daerah, baik di lingkungan keluarga maupun pendidikan.

**