KENDARI – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Forum Komunikasi Kepala Puskesmas Tingkat Provinsi Sultra di Kendari, Kamis (21/11/2024).

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Sekda Sultra mewakili Pj Gubernur Andap Budhi Revianto.

“Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini yang baru pertama kali terlaksana. Pertemuan ini sangat penting dalam mendukung Asta Cita Presiden RI Bidang Kesehatan, serta menyukseskan terlaksananya 6 Pilar Transformsi Kesehatan di tingkat Puskesmas,” ucap Sekda mengawali sambutan seperti dikutip dari laman PPID Utama Provinsi Sultra.

Asrun Lio dalam kesempatan itu juga menerangkan enam pilar tersebut yakni Transfromasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transforamsi Teknologi Kesehatan.

“Sebagaimana kita ketahui, tugas dan fungsi Kepala Puskesmas adalah mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi, dan mengendalikan seluruh kegiatan pelayanan kesehatan, yang mengutamakan upaya promotif dan preventif, menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat,” katanya lagi.

Termasuk, masih dia, menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung di Pustu dan Puskesmas.

“Saya sangat mengharapkan tugas, fungsi dan tanggung jawab kepala puskesmas betul-betul sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan dan sebagai tenaga ahli pendamping camat dan lintas sektoral, dalam upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya,” harapnya.

Sekda Sultra menjelaskan, Puskesmas di Sultra dalam perkembangannya dari tahun ke tahun, terus menunjukkan peningkatan, baik itu dari segi jumlah maupun status.

Menurutnya, hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang berada di daerah terpencil, sangat terpencil, kepulauan dan perbatasan.

“Sampai dengan Oktober 2024 ini, jumlah puskesmas di Provinsi Sulawesi Tenggara telah mencapai 308 puskesmas yang tersebar di 17 kabupaten/kota. Salah satu indikator untuk menggambarkan terpenuhinya kebutuhan pelayanan primer oleh fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah rasio Puskesmas terhadap 30.000 penduduk, dimana Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2023 sebesar 3.34 yang berarti setiap 30.000 penduduk di Provinsi Sulawesi Tenggara dilayani setidaknya oleh 3 Puskesmas,” terangnya.

Bila dilihat berdasarkan angka, katanya lagi, maka rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk di Sultra tersebut dapat dianggap cukup, namun demikian menghitung rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk tidak selalu relevan dengan kondisi di Sultra karena wilayah yang luas, penduduk yang tersebar tidak merata, dan kondisi geografis yang sebagian relatif sulit.

Sehingga, masih dia, akan lebih tepat bila menggunakan rasio Puskesmas berdasarkan kecamatan yakni 1 kecamatan memiliki minimal 1 Puskesmas. Jika menggunakan acuan ini maka dengan 308 Puskesmas berbanding 231 kecamatan diperoleh rasio 1,33.

“Artinya, setiap kecamatan di Provinsi Sulawesi Tenggara telah terdapat minimal 1 Puskesmas, dan bahkan di beberapa kecamatan tertentu telah memiliki 2 Puskesmas. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas yang menyatakan bahwa 1 kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 puskesmas,” tuturnya.

Sekda Sultra, Asrun Lio mengakui, jika Puskesmas sebagai salah satu ujung tombak pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik Pemerintah Daerah, memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Untuk itu menurutnya, perlu adanya wadah yang menyatukan visi dan misi serta sinerginya pelayanan kesehatan di FKTP, terutama pelayanan kesehatan pasien rujukan dari puskesmas ke rumah sakit, agar tidak lagi menjadi polemik dalam memberikan pelayanan kesehatan secara tepat dan cepat, terutama bagi pasien pengguna Jaminan Kesehatan Nasional.

“Saya sangat mengharapkan pada forum diskusi ini, dapat disepakati bagaimana pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu cepat dan tepat, tidak ada lagi kejadian pasien yang terlambat ditangani, pasien ditolak dan lain sebagainya, hanya karena alur sistem administrasi yang kadang dianggap berbelit-belit oleh masyarakat,” katanya lagi.

Melalui kesempatan itu pula, Sekda Sultra, Asrun Lio berharap, agar para Kepala Puksesmas yang hadir, dapat menjadi Penggerak Pembangunan Kesehatan di tingkat kecamatan, terutama dalam implementasi 6 pilar transformasi kesehatan, sehingga dapat terlaksana dengan baik khususnya pada pilar pertama yakni bagaimana sistem transformasi layanan primer melalui kegiatan edukasi, pencegahan primer, dan pencegahan sekunder.

“Termasuk bagaimana meningkatkan, untuk mengubah sistem kesehatan yang sudah ada agar dapat lebih efektif dan efisien, dalam memberikan pelayanan kesehatan, serta meningkatkan kualitas pelayanan, memperluas aksesibilitas dan mengurangi disparitas derajat kesehatan antar wilayah,” harapnya lagi.

Pada forum itu juga, dia mengharapkan peran aktif para Kepala Puskesmas untuk memberikan masukan, saran perbaikan pelayanan kesehatan kedepannya, baik dari segi ketersediaan sarana prasana, ketersediaan jenis hingga kompetensi tenaga kesehatan di puskesmas maupun di puskesmas pembantu.

**