KENDARI – Seorang ibu paruh baya di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sukses menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi meski hanya bejualan kue keliling.

Nurleni (58) warga Kelurahan Lepo-lepo itu saban hari harus berjalan kaki menjajakan kue yang dibuatnya itu.

Kue tersebut dijajakannya di sekitar wilayah Mandonga setiap harinya. Namun jika tidak habis terjual, kue-kue itu kembali dijajakannya lagi sore hari di sekitar wilayah Anduonohu.

Bermodal sekitar Rp 200.000 untuk membuat kue, Nurleni mampu meraup untung bersih hingga Rp 50.000 perharinya.

“Modal bikin kue Rp 200 ribu, bersihnya (untung) dapat Rp 50 ribu,” beber Nurleni bercerita kepada HaloSultra.com di kawasan Tugu Religi Kendari, Senin (20/5/2024).

Meski demikian, empat orang anaknya berhasil disekolahkannya hingga perguruan tinggi. Bahkan ada yang berkuliah di perguruan tinggi ternama.

Sebut saja putra pertamanya, Ahmad Karomin telah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Halu Oleo (UHO) dan putra keduanya, Suhermanto Ismoyo juga telah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia (UI).

Kemudian putra ketiganya, Joko Santoso tengah berkuliah di UHO dan saat ini tengah menjalani pendidikan magang ke negeri sakura, Jepang.

Dan putri bungsunya, Dewi Sinta juga saat ini tengah menempuh pendidikan di UHO pada semester empat.

Sementara suami Nurleni, Sumarlin (63) dalam menghidupi keluarganya berprofesi sebagai pedagang tahu keliling.

Tahu tersebut dibelinya dari produsen tahu dan kemudian dijajakannya secara keliling dengan sepeda motor.

Untuk diketahui, ibu paruh baya asal Kabupaten Muna Barat ini berdagang kue keliling sejak tahun 1997.

Alhasil profesi yang dilakoni oleh pasangan suami istri ini mampu menghidupi kehidupan keluarga tersebut.

Berdagang kue keliling itu dilakoni Nurleni agar putra putrinya bisa menjadi cerdas dan memiliki bekal untuk menjalani kehidapnnya kelak.

“Saya hanya ingin anak-anakku harus pintar,” tutupnya.

***