KENDARIPresiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk kembali bangkit sebagai wilayah industri penghasil aspal nasional dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki.

Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam kunjungan kerjanya di Provinsi Sultra usai meninjau pabrik aspal di PT Wika Bitumen, Pasarwajo, Kabupaten Buton pada akhir September 2022 lalu.

Menurut Presiden potensi kekayaan aspal di Buton teramat besar hingga mencapai 662 juta Ton.

“Ini ada sebuah potensi besar di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu aspal, tambang aspal, di Kabupaten Buton. Yang problem adalah kita ini malah impor sampai kurang lebih 5 juta ton per tahun. Di sini produksi malah tidak dijalankan, ini juga impor terus,” ucap Presiden Jokowi dalam keterangan persnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden menginstruksikan jajarannya untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan segera melakukan hilirisasi produk tambang aspal. Ia berharap dengan adanya hilirisasi nantinya dapat memberi nilai tambah dari aspal itu sendiri.

“Kami harapkan ada industrial down streaming di sini, ada hilirisasi di sini. Pabrik-pabrik industri semuanya berjalan, tidak hanya mengambil raw materialnya saja sehingga tidak ada nilai tambah. Enggak. Stop,” tutur Jokowi.

Presiden pun meminta jajarannya agar pengolahan aspal harus dikerjakan oleh Kabupaten Buton melalui berbagai skema kerja sama dengan badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta.

“Kita putuskan dua tahun lagi tidak ada impor aspal. Semuanya harus dikerjakan oleh Buton. BUMN silahkan, swasta silahkan, join dengan asing juga silahkan,” tegas Presiden.

Jokowi berharap agar potensi yang besar tersebut dapat segera dimanfaatkan dan direalisasikan sehingga masyarakat mendapatkan manfaat dan Buton dapat hidup kembali sebagai industri penghasil aspal.

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dan Gubernur Sultra Ali Mazi saat melihat industri aspal di PT Wika Bitumen, Kabupaten Buton/BPMI Setpres.

“Nilai tambah ada di sini, pajak ada di sini, royalti ada di sini, dividen ada di sini, pajak karyawan semuanya ada di sini. Sehingga kita harapkan, Buton hidup kembali sebagai industri penghasil aspal, bukan tambang,” pungkasnya.

Dilansir dari laman aspabi.id/products, ada 6 jenis Aspal Buton olahan, antara lain Aspal Buton B 5/20 adalah jenis tambang dari tambang Kabungka yang diproses dan digranulisasi menjadi butiran dengan spesifikasi tertentu. Aspal Buton jenis ini memiliki nilai penetrasi sekitar 5 dan kadar bitumen sekitar 20 persen, sehingga masih mengandung mineral lain.

Aspal Buton B 5/20 digunakan sebagai additive untuk meningkatkan mutu campuran beraspal dan diproses di Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan tambahan Aspal Pen 60/70 untuk menghasilkan Campuran Beraspal Panas (Hot Mix) yang setara dengan menggunakan Aspal Modifikasi.

Jenis kedua adalah, Aspal Buton B 50/30 merupakan aspal dari tambang Lawele yang diproses dan digranulisasi menjadi butiran dengan spesifikasi tertentu. Aspal Buton jenis ini memiliki nilai penetrasi sekitar 50 dan kadar bitumen sekitar 30 persen, sehingga masih mengandung mineral lain.

Baca Juga:  Pemkot Kendari Terima CSR 1 Unit Mobil Damkar-Bak Sampah dari Kalla Toyota

Aspal Buton B 50/30 digunakan sebagai substitusi Aspal Pen 60/70. Kemudian, Asbuton B 50/30 diproses di Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan tambahan Aspal Pen 60/70 untuk menghasilkan Campuran Beraspal Panas (Hot Mix) yang setara dengan menggunakan Aspal Pen 60/70. Asbuton B 50/30 juga digunakan untuk berbagai tipe konstruksi lainnya, seperti Butur Seal, Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA) atau Campuran Panas Hampar Dingin (CPHMA).

Ketiga adalah Aspal Buton Pracampur adalah jenis aspal yang diproses dan dicampur dengan Aspal Pen 60/70 di pabrik dengan spesifikasi tertentu, sehingga setara dengan Aspal Modifikasi. Tingkat kemurnian dari produk Aspal Buton Pracampur di atas 90 persen, sehingga masih mengandung mineral halus maksimal 10 persen.

Aspal Buton olahan jenis ini digunakan langsung di ketel Asphalt Mixing Plant (AMP) tanpa tambahan Aspal Pen 60/70 menghasilkan Campuran Beraspal Panas (Hot Mix) yang setara dengan menggunakan Aspal Modifikasi.

Keempat, Aspal Buton Kadar Bitumen Tinggi adalah jenis aspal yang dimurnikan sebagian, sehingga menghasilkan Aspal Buton Semi Ekstraksi dengan spesifikasi tertentu. Aspal Buton olahan jenis ini digunakan sebagai additive untuk meningkatkan mutu campuran beraspal.

Aspal Buton Kadar Bitumen Tinggi diproses di Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan tambahan Aspal Pen 60/70 menghasilkan Campuran Beraspal Panas (Hot Mix) yang setara dengan menggunakan Aspal Modifikasi.

Presiden Joko Widodo saat melihat kondisi industri aspal di PT Wika Bitumen, Kabupaten Buton/BPMI Setpres.

Kelima, Aspal Buton Murni adalah jenis aspal dari tambang Lawele yang dimurnikan sepenuhnya, menghasilkan aspal murni yang setara dengan Aspal Pen 60/70 atau Aspal pen 40/50. Asbuton jenis ini tidak mengandung mineral lain, digunakan untuk berbagai pekerjaan konstruksi beraspal secara langsung persis seperti menggunakan Aspal Pen 60/70 biasa.

Keenam, CPHMA atau Cold Paving Hot Mix Asbuton adalah campuran dingin (Cold Mix) yang dapat secara langsung dihamparkan di jalan. CPHMA diproses panas dengan menggunakan Asbuton B 50/30 dan Modifier dan dapat langsung digunakan atau dikemas dalam kemasan karung.

CPHMA dapat digunakan pada suhu ruang, tidak dibatasi suhu minimal, dan dapat disimpan hingga 6 bulan dalam kemasan karung.

Praktis dan aman digunakan. Aspal Buton ini sangat tepat digunakan untuk tambal lubang (patching) atau membangun jalan di lokasi yang jauh dari AMP. CPHMA dapat mensubstitusi aspal minyak 100 persen, serta mudah didapatkan karena sudah diproduksi secara pabrikan di Sultra, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

KADIN dan DPMPTSP Sultra Harap Adanya Penguatan Regulasi Penggunaan Aspal Buton

Sementara itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sultra, La Ode Rahmat Apiti, mendukung penuh kunjungan Presiden ke lokasi pabrik aspal tersebut.

Baca Juga:  Update Harga BBM Pertamina di Sultra per Juni 2025, Pertamax hingga Dexlite Kompak Turun

Dia berharap, Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) tentang penggunaan Aspal Buton usai kunjungannya ke daerah itu sebagai bentuk penguatan regulasi.

“Kunjungan Presiden ke Sulawesi Tenggara, salah satunya ke Buton dalam rangka mengunjungi basis produksi aspal patut didukung. Itu salah satu bentuk perhatian Presiden terhadap aspal Buton. Kita berharap pasca kunjungan beliau bisa mengeluarkan Kepres penggunaan aspal Buton,” kata Rahmat.

Menurutnya, data statistik menunjukkan bahwa Indonesia mengimpor 1,3 juta ton aspal, dan Indonesia menjadi 10 negara pengimpor apal terbesar.

“Untuk mengurangi impor aspal harus ada Kepres, sehingga pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota menggunakan Aspal Buton dalam membangun infrastruktur jalan, komposisinya bisa diatur 70 persen aspal Buton, 30 persen aspal impor,” pintanya

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia dan Gubernur Sultra Ali Mazi saat melihat industri aspal di PT Wika Bitumen, Kabupaten Buton/BPMI Setpres.

Beberapa tahun terakhir, kata dia, banyak investor yang mau berinvestasi ke aspal Buton, namun kendalanya daya serap pasar.

“KADIN menerima keluhan pengusaha aspal dan keluhan mereka didominasi oleh ketidakpedulian pemerintah dalam penggunaan Aspal Buton,” ungkapnya.

Dari sisi bisnis, lanjut dia, pengusaha akan mengalami kerugian bila pemerintah tidak memproteksi penggunaan aspal Buton.

“Kalau ada Keppres penggunaan aspal Buton banyak investor yang mau berinvestasi, tapi kalau belum ada Kepres para pengusaha masi enggan,” katanya.

KADIN Sultra berharap pasca kunjungan ke Buton mau mengeluarkan Kepres penggunaan aspal Buton.

“Kepres itu sebagai bentuk proteksi hasil dalam negeri, Presiden harus mengambil langkah kongkrit, dengan mengeluarkan Kepres apalagi, Presiden menyerukan penggunaan produk dalam negeri. Ini adalah saatnya,” pungkasnya.

Di lain pihak. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra melalui Plh Kepala DPMPTSP yang juga Sekretarisnya, Joni Fajar menyebut pihaknya mendukung penuh rencana Presiden Jokowi untuk mengembangkan industri Aspal Buton.

“Kemarin kita dari DPMPTSP Sultra sudah ada pertemuan dengan BKPM kemarin, intinya bagaimana kita memberi semacam regulasi agar supaya Aspal Buton ini bisa dipakai di banyak proyek pembangunan,” katanya.

Menurutnya, dengan adaya Peraturan Menteri PUPR Nomor 18 Tahun 2018 tentang Penggunaan Aspal Buton untuk Pembangunan dan Preservasi Jalan, maka penggunaan aspal tersebut dapat terlibat dalam dapat agenda strategis nasional.

Paling tidak di Sulawesi ini ada beberapa Proyek Strategis Nasional itu harus menggunakan Aspal Buton, karena mereka sudah melakukan uji di laboratorium dan hasilnya cukup siginifikan untuk digunakan. Kadar Bitumen-nya sudah memenuhi dan saya kita Kementerian PUPR dan BKPM sudah maksimal mendukung adanya tambang aspal di Sultra,” tutupnya.