BAUBAU – Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua melakukan audiensi bersama kelompok nelayan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan di Hotel Zenith Kota Baubau, Jumat (4/7/2025) malam.

Turut hadiri dalam audiensi tersebut, Wali Kota Baubau H Yusran Fahim, Wakil Wali Kota Baubau Wa Ode Hamsinah Bolu, Wakil Bupati Buton Syarifuddin Saafa, Pj Sekda Buton Selatan La Ode Darus Salam, dan beberapa kepala OPD Pemprov, Kota Baubau, Kabupaten Buton, Buteng, Busel, dan Wakatobi.

Saat membuka audiensi tersebut, Wagub Sultra Hugua mengungkapkan, potensi di sektor perikanan dan kelutan yang dimiliki saat ini sangat luar biasa sehingga sangat perlu untuk dikembangkan infrastruktur dalam menunjang sektor perikanan bagi para nelayan.

Hanya saja, meski memiliki potensi sangat besar namun produk perikanan dan kelautan ini yang terkenal atau masih didominasi oleh Makassar dan Surabaya.

Oleh karena itu, Menteri Keuangan menilai kinerja ekonomi, khususnya di sektor komoditas unggulan di laut dan di darat masih dikuasasi Makassar dan Surabaya sehingga hal ini akan berimplikasi pada DAU dan DAK yang rendah karena kinerja ekonomi yang tercatat Pemberitahuan Import Barang (PIB) itu tercatat di pabean Makassar dan Surabaya.

Baca Juga:  Pemkot Baubau Pastikan Stok Bahan Pokok Aman untuk Ramadan

Padahal, seharusnya yang tercatat di PIB di Baubau yang menyumbangkan devisa dari sektor perikanan.

Menyikapi hal itu kata Hugua, pihaknya telah bertemu langsung dengan Wali Kota Baubau dan Kadis Perikanan Kota Baubau Yulia Widiarti untuk membahas terkait pola dan akhirnya telah menginstruksikan staf ahli dan Kadis Perikanan bersurat ke Pemprov Sultra untuk mengumpulkan semua kepala daerah untuk membahas problematika di sektor perikanan tersebut.

Menurut Hugua, Sultra itu hanya memiliki beberapa sektor andalan diantaranya sektor yang pertama hilirisasi industri sektor pertanian, dalam arti luas yaitu sektor perkebunan, perikanan dan lainnya. Kemudian sektor yang kedua yakni hilirisasi industri berbasis masyarakat.

”Jadi provinsi mengkaitkan bagaimana Sulawesi Tenggara ini berjejaring dengan kabupaten/kota. Sehingga Kementerian Perikanan, kita sudah sepakat bahwa badan aspek geopolitik sektor perikanan menjadi atensi Indonesia. Oleh karenanya Sulawesi Tenggara harus menjadi perhatian, infrastruktur sektor perikanan dan nelayan harus diperhatikan,” ujar Hugua.

Baca Juga:  Makesa Gratis di Kota Baubau Ditarget Bisa Layani 50.561 Orang

Sementara itu, Kadis Perikanan Baubau Yulia Widiarti mengakui tujuan besar dari kegiatan audensi adalah bagaimana menjadikan Kota Baubau atau daerah-daerah lain yang berada di Kepulauan Buton ini, khususnya hasil kelautan dan perikanan itu tidak lagi hanya mengirim barang itu hanya dari Surabaya, Makassar, dan Jakarta saja.

“Akan tetapi, kedepannya nanti bisa berusaha bagaimana pelaku-pelaku usaha atau UMKM itu langsung bahan-bahan olahan ataupun ikan bisa diekspor keluar negeri atau kemana saja,” bebernya.

Dijelaskan, dalam audensi tersebut seluruh pihak telah sepakati bahwa di wilayah Kepulauan Buton akan ada pengklasteran untuk potensi wilayah dalam sektor perikanan.

“Dan harapannya harus di dukung dengan penganggaran, baik itu APBD kabupaten/kota, serta provinsi dan pusat. Sehingga tujuan bersama tersebut bisa segera tercapai dengan maksimal,” pungkasnya.

**