KENDARI – Sektor periwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang investasinya ditumbuhkembangkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Melalui Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 310 Tahun 2022, Pemprov Sultra menetapkan tujuh destinasi pariwisata prioritas Provinsi Sulawesi Tenggara penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Wakatobi.

Ketujuh destinasi pariwisata prioritas tersebut yang juga disebut sebagai ‘Seven Wonders’ itu yakni: Koridor Wisata Teluk Kendari-Toronipa-Labengki; Benteng Keraton Wolio-Lambusango; Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai; Pulau Padamarang; Kawasan Karts Pulau Muna; Kawasan Karts Matarombeo; dan Kawasan Mangrove Buton Utara.

Belum lagi keragaman daya tarik wisata alam dan budaya lainnya di Sultra setidaknya ada sekitar 200 pantai, 200 spot dive, 100 air terjun, 100 benteng, 100 cave dive, dan 100 desa wisata.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra, Parinringi mengatakan, penumbuhan kawasan strategis di Sulawesi Tenggara menjadi salah satu kebijakan bagi Pemprov Sultra untuk mendorong persebaran penanawan modal di Sultra.

Dikatakannya, pengembangan sentra-sentra ekonomi baru melalui pengembangan sektor-sektor strategis ini disesuaikan dengan daya dukung lingkungan dan potensi unggulan daerah yang dimiliki.

Kepala DPMPTSP Sultra saat mengunjungi Waburi Park salah satu desa wisata di Buton Selatan/Dok. Kendari Pos

“Untuk tercapainya kebijakan ini, Pemprov Sultra menyediakan dan memberikan fasilitas kemudahan bagi para pengusaha,” jelas Parinringi.

“Sehingga ini akan menimbulkan gairah bagi pelaku usaha untuk berinvestasi dan juga terus berinvestasi di Sultra,” imbuhnya.

Diketahui penumbuh kembangan kawasan strategis ini tertuang dalam Rencana Umum Penanaman Modal Pemprov Sultra yang di tetapkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Sulawesi Tenggara Nomor 19 Tahun 2012.

Dengan besarnya potensi Sumber Daya Alam (SDA) Sultra, Parinringi menyebutkan, pihaknya juga terus mendorong inovasi dan investasi di lini penyelenggaraan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lintas sektor baik itu pertambangan, industri, perikanan, perkebunan, pertanian maupun pariwisata sehingga menjadikan Sulawei Tenggara sebagai 20 daerah investasi potensial di Indonesia.

“Apa lagi kita lihat Sultra, 4 sampai 5 tahun terakhir ini bukanlah lagi menjadi daerah persinggahan tetapi menjadi daerah tujuan,” kata Parinringi.

****