KENDARI – Pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) SPBU 74.931.12 yang berada di Jalan Kapten Piere Tendean, Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari angkat bicara terkait kasus dugaan penganiayaan yang menimpa seorang mahasiswa MS (21) beberapa waktu lalu.

Dimana sebelumnya, MS diduga dianiaya tiga oknum pegawai SPBU tersebut hanya karena mempertanyakan kualitas BBM subsidi jenis Pertalite.

Insiden ini mencuat setelah korban, berinisial MS (21), melaporkan kejadian tersebut ke Polsekta Baruga.

Pengawas SPBU tersebut, Riman mengungkapkan kejadian itu terjadi pada 6 Maret 2025, sekitar pukul 01.00 WITA.

Dia menjelaskan bahwa insiden bermula saat seorang pengemudi Maxim datang dengan membawa busi motor sambil marah-marah dan menggedor-gedor pintu kantor SPBU.

“Saya juga tidak tahu pasti karena pada saat itu kami tidak ada di TKP. Kejadiannya sekitar pukul satu dini hari, ada driver Maxim datang membawa busi motor sambil marah-marah dan menggedor-gedor pintu kantor. Sampai-sampai dua orang operator yang berjaga malam itu kaget,” ujar Riman, Senin (10/3/2025).

Dia menambahkan karena situasi sudah larut malam, para operator SPBU tidak berani keluar. Dua petugas keamanan yang berjaga malam itu kemudian menghampiri pengemudi Maxim tersebut untuk mempertanyakan maksud kedatangannya.

“Karena sudah tengah malam, operator tidak berani keluar. Mereka juga takut. Saat itu, pelayanan di SPBU memang sudah tutup. Mungkin suara gedoran pintu itu terdengar oleh dua orang sekuriti yang berjaga malam. Kalau dilihat dari rekaman CCTV, memang terlihat pintu kantor digedor-gedor,” ungkapnya.

Namun, terkait dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh petugas keamanan, Riman menegaskan pihaknya tidak mengetahui secara pasti kejadian tersebut.

“Kalau soal pengeroyokan, kami juga kurang tahu karena pada saat itu saya tidak ada di lokasi. Yang bisa menjelaskan soal ini nanti pihak kepolisian karena dua sekuriti itu sudah dimintai keterangan. Intinya, kami serahkan kepada kepolisian,” tutupnya.

**