JAKARTA – Bank Indonesia menyebutkan bahwa nilai tukar rupiah akan menguat di tahun 2023 dengan beberapa alasan.

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam keterangannya yang diterima HaloSultra.com, Selasa (28/2/2023).

Dikatakan Perry, penguatan rupiah ini didukung oleh lima faktor fundamental yang menjadi kunci di 2023. Bank Indonesia tidak menargetkan level, melainkan memberikan direction bahwa rupiah akan menguat

“Rupiah akan menguat! Didukung oleh lima faktor fundamental,” kata Perry Warjiyo dalam keterangan tertulisnya.

Adapun lima alasan nilai tukar rupiah akan menguat di 2023, yang pertama yakni prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat baik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan IV 2022 tinggi sebesar 5,01 persen (yoy), Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2022 mencatat surplus 4,7 miliar dolar AS dan PMI-BI triwulan IV-2022 sebesar 50,06 persen atau berada pada fase ekspansi (indeks > 50 persen).

Baca Juga:  Jasad Bayi Ditemukan Dalam Ember di Kendari, Polisi Selidiki

Selanjutnya, kedua yakni tekanan inflasi berlanjut turun. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 tercatat rendah 0,34 persen (mtm) atau 5,28 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,51 persen (yoy).

Faktor ketiga yang disebutkan Perry, yaitu imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) jangka pendek menarik. Imbal hasil SBN tenor jangka pendek meningkat 100 bps dibandingkan dengan level sebelum kenaikan BI7DRR pada Juli 2022, sementara imbal hasil SBN tenor jangka panjang tetap terkendali.

Baca Juga:  Pendaftaran Beasiswa Sultra Maju 2025 Dibuka, Cek Kualifikasi dan Persyaratannya

Keempat, komitmen Bank Indonesia untuk terus melakukan stabilisasi kurs, melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder.

Terakhir, kelima yaitu ketidakpastian pasar keuangan global mereda. Meski belum hilang sepenuhnya, ada optimisme dari pasar keuangan global, yang berdampak pada meningkatnya aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik, tecermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar 6,0 miliar dolar AS hingga 14 Februari 2023. **