Giona Nur Alam Disebut Punya PR Besar Jika Maju Pilwali Kendari, Akademisi FISIP UHO Beri Respons
KENDARI – Suhu politik jelang kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kendari mulai menghangat. Selain konsolidasi partai politik dan bakal calon yang akan diusung mulai masif, perbincangan di ruang publik juga soal Pilwali Kendari juga mulai ramai.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah figur Sitya Giona Nur Alam (GNA). Dimana sebelumnya, Direktur The Haluoleo Institute (THI), Naslim Sarlito menyebut GNA memiliki pekerjaan rumah (PR) besar, apabila ingin maju bertarung menjadi calon Wali Kota Kendari 2024.
Mengingat, GNA yang pernah maju dalam Pileg DPRD Sultra untuk Dapil I (Kota Kendari), hanya menjadi peraih suara terbanyak kedua di Partai NasDem.
“Apalagi bila ingin bertarung pada level yang lebih tinggi, bicara pasangan calon, dengan hasil yang kemarin Ibu Giona punya PR besar,” ujar Naslim seperti dikutip dari laman TribunnewsSultra.com.
Hal itu pun mendapat tanggapan dari Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO), Rahman Ako.
Rahman mengatakan semua kandidat memiliki PR yang sama jika ingin maju calon Wali Kota Kendari
“Menurut kami adalah pernyataan yang kurang tepat dan menyesatkan, yang benar semua calon yang akan maju dalam pemilihan Wali Kota Kendari tahun 2024 memiliki PR yang sama yakni memenangkan pilihan warga kota Kendari melalui sosialisasi visi dan program pembangunan yang diinginkan oleh warga masyarakat Kota Kendari,” kata Rahman Ako melalui keterangan resminya, Selasa (26/3/2024).
Lanjutnya, hasil Pileg tidak bisa menjadi gambaran hasil Pilkada, karena nuansanya yang jauh berbeda, baik dari segi peserta maupun strategi pemenangan.
“Jadi tidak bisa dijadikan ukuran atau parameter untuk menjustifikasi ketika hasil Pemilihan Legislatif tidak signifikan, akan berdampak besar terhadap pencalonan seseorang seperti Sitya Giona Nur Alam,” imbuhnya.
“Justru sebaliknya itu akan menjadi titik tolak untuk memperbaiki kelemahan strategi pemenangan menjadi lebih baik,” timpal Rahman.
Kata Rahman, dalam kontestasi Pileg posisi caleg adalah menjalankan tugas partai dan tugas partai tersebut, telah ditunaikan dengan baik oleh GNA yang telah mengantarkan NasDem meraih satu kursi.
“Konstruksi berpikir kita harus bisa dibedakan antara Pileg dengan Pilwali yang akan datang. Dimana seluruh kekuatan, potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh setiap calon, termasuk Sitya Giona Nur Alam akan dikerahkan sepenuhnya dalam memenangkan pemilihan Wali Kota ke depan, dan saya yakin setiap kandidat telah memperhitungkannya dengan matang,” tambah Dosen Ilmu Politik FISIP UHO itu.
Rahman Ako menambahkan setiap kandidat memiliki PR yang sama tanpa terkecuali, ketika memenuhi syarat untuk mencalonkan dirinya berdasarkan aturan perundang-undangan.
Demikian juga Giona yang menyelesaikan studi di salah satu universitas terkemuka di Singapura, maupun aktivitas lainnya sebagai pengusaha muda, Ketua Garnita NasDem Sultra, hingga aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan, serta jaringan yang luas dalam usia memasuki 30 tahun.
“Ini memenuhi syarat dan memiliki kapabilitas yang dapat mengantarkannya menjadi kandidat yang patut diperhitungkan Pemilihan Wali Kota Kendari 2024. Oleh karena itu, pernyataan atau analisa yang disampaikan oleh Direktur THI, seperti yang diberitakan sebelumnya, tentunya berita ini menyudutkan dan merugikan Sitya Giona Nur Alam sebagai sosok yang bakal maju dalam pemilihan Wali Kota Kendari nanti,” tegasnya.
Dirinya pun menyarankan agar sebagai pemimpin lembaga survey diharapkan tidak memberikan pernyataan yang berpotensi dapat merugikan bakal calon tertentu.
“Namun lebih obyektif terhadap seluruh bakal calon yang akan menjadi kandidat dalam Pemilihan Wali Kota Kendari 2024, jangan hanya kekurangan salah satu figur,” pintanya.
**
Tinggalkan Balasan