HaloSultra.com – Beberapa hari lagi, Sensus Pertanian 2023, bakal meramaikan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Tepatnya mulai tanggal 1 Juni hingga 31 Juli 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) selaku penyelenggara Sensus Pertanian, sudah jauh-jauh hari mempersiapkan. Sebagai satu-satunya lembaga data resmi Pemerintah, BPS berharap agar penyelenggaraan Sensus Pertanian yang ke 7 kali ini, akan memberi hasil yang semakin akurat dan berkualitas.

Hasil yang dicapai menjadi sangat penting, karena tanpa ada data pertanian yang dipercaya oleh para pemangku kepentingan, sangat susah bagi kita untuk merumuskan desain perencanaan yang berkualitas pula. Kualitas perencanaan akan sangat ditentukan oleh kualitas data yang dimiliki.

Kata kunci dari keberhasilan Sensus Pertanian 2023, sekiranya kita mampu menghasilkan data yang akurat dan berkualitas. Itu sebabnya, pertanyaan yang bakal disampaikan kepada responden menjadi salah satu indikator keberhasilan tersebut. Dalam menyiapkan pertanyaan ini, tentu BPS telah berkoordinasi dengan banyak pihak, termasuk dengan para petani yang diwakili oleh organisasi petani sekelas KTNA atau pun HKTI.

BPS berkeyakinan agar apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan petani dapat tergali dengan pertanyaan yang disampaikan. BPS tidak mau hanya menanyakan hal-hal yang sifatnya umum. Namun dengan ketajaman dalam menganalisis masalah yang ada, BPS wajib mendengar suara petani yang diwujudkan dalam data dan angka.

Menghadapi suasana yang demikian, sangat tidak fair bila kita membiarkan BPS bekerja sendirian. Selain BPS perlu pro aktif, lembaga Pemerintah yang terkait dengan kebutuhan data pertanian pun, sangat dimintakan untuk memerankan diri secara maksimal. Kita sangat kecewa, jika mereka hanya duduk manis menyaksikan kesibukan yang dilakukan BPS.

Kalangan akademisi, dunia usaha, komunitas dan media pun perlu mengambil peran strategis supaya penyelenggaraan Sensus Pertanian 2023 dapat memberi hasil terbaik bagi perjalanan bangsa dan negara. Termasuk di dalamnya soal sosialisasi dan internalisasi Sensus Pertanian 2023 itu sendiri. Tim Sosialisasi perlu menemukan terobosan cerdas agar segenap bangsa tergerak untuk mensukseskan Sensus Pertanian ini.

Jujur harus diakui, entah karena terbatasnya anggaran atau kurang dianggap penting, yang namanya sosialisasi Sensus Pertanian 2023 terekam seperti yang sunyi senyap. Mana bisa Sensus Pertanian akan membuahkan hasil yang diharapkan, bila sosialisasinya sendiri tidak dioptimalkan. Pentingnya sosialisasi sebenarnya sudah sama-sama kita ketahui.

BPS tampak sudah berupaya untuk menyelenggarakan sosialisasi agar segenap warga bangsa, khususnya keluarga besar pertanian dapat mengetahui kapan Sensus Pertanian bakal dilaksanakan. Berbagai Webinar ditempuh dengan melibatkan unsur penta helix sebagai nara sumber. Semua sepakat Sensus Pertanian 2023 perlu lebih berkualitas dibanding Sensus Pertanian yang sebelumnya.

Keseriusan para petugas Sensus Pertanian yang akan turun ke lapangan, sepertinya mereka telah menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Kita tidak ingin lagi ada petugas yang hanya mengejar honor selama 2 bulan dengan hasil yang amburadul. Menjadi petugas Sensus Pertanian, perlu dimaknai sebagai kehormatan dan tanggung-jawab yang sangat mulia dan tidak dapat dilakukan oleh setiap anak bangsa.

Itu sebabnya, mengapa mereka yang dipilih menjadi pelaksana di lapangan, diminta untuk sadar diri dan bekerja secara sungguh-sungguh. Apa yang mereka kerjakan merupakan titik awal menuju masa depan pertanian yang lebih baik sekaligus menuju kehidupan petani yang lebih sejahtera dan bahagia.

Sensus Pertanian 2023, tentu harus mampu mengungkap alasan, mengapa sekarang banyak kaum muda perdesaan yang enggan menjadikan petani sebagai profesi dalam melakoni kehidupannya. Kaum muda perdesaan lebih suka untuk ramai-ramai mengadu nasib ke kota-kota dengan harapan mendapat penghasilan yang lebih baik. Lalu, mengapa pula para orang tua yang saat ini berprofesi petani, melarang anak-anak mereka menjadi petani ?

Para orang tua malah rela menjual sawah ladang mereka, demi membiayai anak-anak mereka untuk memperoleh jenjang pendudikan yang lebih tinggi. Mereka yakin, dengan pendidikan tinggi, anak-anak mereka memiliki kans lebih baik untuk menjadi pegawai negeri atau karyawan swasta. Dua masalah ini seharusnya dapat dijawab oleh Sensus Pertanian 2023.

Yang tidak kalah pentingnya untuk disiapkan adalah sampai sejauh mana para pemangku kepentingan yang memiliki keterkaitan dengan data pertanian, secara aktif melakukan pendampingan dan pengawalan terhadap penyelenggaraan Sensus Pertanian di lapangan. Sekali lagi, penting ditegaskan jangan biarkan BPS bekerja sendirian.

Ayo kita dampingi pelaksanaannya sesuai dengan kapasitas dan kompetensi masing-masing. Jadikan Sensus Pertanian sebagai tanggungjawab bersama diantara sesama anak bangsa. Bukankah ada pernyataan ” bersama kita bisa”. Mari kita tunjukkan Sensus Pertanian 2023 merupakan peluang emas tersajikannya data pertanian yang lebih berkualitas.

Kini sedikit persoalan terkait dengan penyelenggaraan Sensus Pertanian 2023 telah tergambarkan. Sensus Pertanian jangan dibiarkan berlangsung apa adanya. Apakagi jika dipersepsikan sebagai bentuk untuk menggugurkan kewajiban. Itu sebabnya, dalam pelaksanaannya nanti, kita perlu mendampingi dan mengawal nya agar hasil yang diraih benar-benar berkualitas.


Penulis:

Entang SastraatmadjaKetua Harian DPD HKTI Jawa Barat