PT Aneka Tambang (Antam) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pertambangan. Baik tambang Batubara, Besi, Bauksit, Emas hingga tambang Nikel.

Salah satu diantaranya terdapat di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Aneka Tambang (Antam) tbk di Kabupaten Konawe Utara mencapai 16,200 Hekto Are (Ha) yang terbentang diatas kawasan Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan sebagian kecil berada diatas Areal Penggunaan Lain (APL).

Hal itu menjadikan PT Aneka Tambang (Antam) tbk sebagai perusahaan tambang nikel dengan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) terluas di Kabupaten Konawe Utara bahkan Sulawesi Tenggara.

Sebagai pemilik Wilayah IUP terluas di Sulawesi Tenggara maka sudah sewajarnya jika  PT Aneka Tambang (Antam) tbk menjadi tumpuan utama bagi masyarakat Kabupaten Konawe Utara terkhusus yang bermukim di lingkar tambang untuk menuai kesejahteraan dari hasil pengerukan mineral logam oleh PT Aneka Tambang di perut Bumi Oheo, Konawe Utara.

Akan tetapi, melihat kondisi dan realita yang terjadi saat ini, fantasi masyarakat untuk merasakan kesejahteraan atas kehadiran PT. Aneka Tambang di Bumi Oheo nampaknya hanya akan menjadi sebatas fantasi atau harapan semata.

Saat ini, memasuki tahun 2023 atau sekitar 26 tahun sejak kehadiran PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Konawe Utara. Belum terlihat adanya potensi untuk mensejahterakan masyarakat lokal Konawe Utara.

Pada Tahun 2010 silam PT Aneka Tambang berjanji akan membangun smelter di wilayah Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Namun saat itu, PT. Antam berdalih bahwa batalnya pembangunan Smelter PT. Antam di Konawe Utara dikarenakan adanya masalah tumpang tindih Izin Usaha Pertambangan (IUP) antara PT Aneka Tambang dengan 11 IUP Swasta.

Padahal smelter tersebut sangat dinantikan oleh masyarakat, bukan hanya masyqrakat Konawe Utara namun masyarakat dari luar Kabupaten Konawe Utara pun turut menantikan pembangunan smelter PT Aneka Tambang di wilayah Konawe Utara.

Jika saat itu PT Aneka Tambang (Antam) benar-benar membangun smelter, maka ribuan masyarakat Konawe Utara akan mendapatkan pekerjaan. Sebab smelter PT Antam saat itu di perkirakan akan mampu menyerap 3 – 4 ribu tenaga kerja. Namun sayang semua itu ibarat mimpi yang tak akan mungkin terwujud.