JAKARTA – Komitmen PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagaimana Keputusan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2022, Proyek Gasifikasi Pembangkit Listrik di 2 titik pada kluster Sulawesi Tenggara (Sultra) terus digenjot capaian realisasi pembangunannya.

Diketahui, Proyek Gasifikasi Pembangkit Listrik kluster Sultra, yakni Konawe-Kendari di PLTMG Kendari, dan Bau-Bau di PLTMG Bau-Bau.

Saat ini proses pembangunan telah memasuki tahap perizinan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Dilansir HaloSultra.com pada laman CNN Indonesia, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar menyatakan pihaknya berkomitmen menjalani seluruh proses proyek regasifikasi pembangkit listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persetujuan KKPRL terkait Fasilitas Jetty merupakan salah satu tahapan penting dimana nantinya fasilitas tersebut akan dimanfaatkan dalam proses transfer LNG sebagai moda transportasi gas antar pulau.

“Perencanaan infrastruktur harus matang, sehingga sesuai dengan komitmen PGN terhadap pelaksanaan operasi gas bumi yang aman dan berkelanjutan, setiap aspek dalam pelaksanaan proyek ini harus diperhatikan,” kata Achmad dalam keterangan resminya, Selasa (14/6/2022).

“PGN sangat concern terhadap aspek lingkungan dan keselamatan ekosistem sekitar proyek yang menjaga kelangsungan kehidupan dan habitat laut sekitar,” tambahnya.

Kebutuhan gas bumi untuk kluster Sultra direncanakan akan dipasok lewat moda LNG dari Bontang, dengan total demand kluster Sultra sekitar 4 BBTUD.

Achmad menambahkan bahwa kondisi lingkungan regasifikasi juga jadi tantangan. Karena pembangkit listrik secara umum terletak di pinggir pantai dengan kondisi gelombang yang cukup tinggi dan tanah berbatu.

“Bagi PGN, proyek regasifikasi pada pembangkit listrik menjadi semacam bridging atau pintu masuk untuk hadir ke seluruh segmen pengguna gas bumi baik industri, komersial, UMKM, rumah tangga dan transportasi,” ujarnya.

Dengan diawali dari kebutuhan anchor gas bumi dari beberapa lokasi pembangkit listrik milik PLN yang telah ditetapkan, PGN sebagai subholding gas Pertamina akan memasuki pasar Indonesia Timur sehingga perluasan pemanfaatan gas bumi bagi seluruh wilayah negeri ini dapat segera terwujud.

“Apabila gas tersebut sudah berada di beberapa lokasi Nusa Tenggara maupun Sulawesi Tenggara, maka akan mudah bagi PGN untuk masuk ke sektor-sektor ritel yang ada di sekitar wilayah tersebut,” tutur Achmad.

PGN, ujar Achmad, berkomitmen memperluas dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional dan melayani secara terintegrasi kebutuhan gas bumi dari hulu sampai hilir. PGN juga berkomitmen menjadi solusi nyata pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi yang ramah lingkungan menuju net zero emission.