KENDARI – Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Kendari, Purwatmo Hadi Waluja menyebutkan ekspor di Sulawesi Tenggara (Sultra) surplus.

Disebutkan Purwatmo, berdasarkan data ekpor Sultra angka ekspor itu lebih dominan dibanding angka impor per Februari 2023 yang berada diatas angka 50 persen.

Dari angka ekspor Sultra itu menyumbang nilai devisa hingga USD 308.614.644 atau setara Rp 4.650.544.931.900.

Sementara untuk nilai devisa impor yakni USD 139.045.141 atau setara Rp 2.095.326.847.785.

Baca Juga:  Begini Modus Mantan Manager Keuangan PT Pos Indonesia Kendari yang Korupsi Rp 5,2 Miliar

“Angka itu menunjukkaan pertumbuhan sektor industri di Provinsi Sulawesi Tenggara,” kata Purwatmo dalam konferensi persnya di Kantor Ditjen Perbendaharaan Sultra, Selasa (28/3/2023).

Dia juga mengklaim pencapaian tersebut lebih tinggi dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sehingga dengan surplusnya ekspor tersebut dapat memacu sektor-sektor perekonomian di Sultra untuk tetap bertahan dengan ritmenya dan bahkan dapat ditingkatkan lagi.

Baca Juga:  Kodim Bombana Gagalkan Pesta Narkoba, Amankan 2 Orang dan Barang Bukti Sabu

Hal ini menunjukkan industri kita semakin dieksplore,” katanya.

Purwatmo mengungkapkan, sektor pertambangan masih menjadi sektor yang menyumbangkan nilai devisa ekspor yang cukup besar di Sulawesi Tenggara.

“Ada dua komoditas utama ekspor di sektor pertambangan ini yakni feronikel dan stainless steel yang dihasilkan dari perusahaan PT VDNI dan PT OSS di Morosi, Kabupaten Konawe,” demikian Purwatmo. [*]