KENDARI – Setelah mengirimkan komoditas hasil perikanan, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali melanjutkan misi dagang ke Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Kali ini. KADIN Sultra mengirimkan 24 ton jagung pipil dengan menggandeng dengan CV Sengkang Duta Comoditi (CDD) bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra.

Jagung pipil merupakan bulir jagung yang telah dipisahkan dari kelobot dan dari tongkolnya dengan teknik khusus tanpa mengiris daging jagung. Komoditas pertanian tersebut tentu berasal dari para petani yang ada di Sultra.

Wakil Ketua Umum KADIN Sultra Bidang Pasar Modal, Sastra Alamsyah menyampaikan pihaknya selama ini punya misi dagang dengan Pemprov Jawa Timur.

“Jadi kami punya misi dagang rutin mengirim ke Jawa Timur lewat pak Haji Kamarudin, dan beberapa waktu lalu beliau mengekspor ke Vietnam dan Thailand. Jadi produknya adalah jambu mete sama jagung, jadi memang pak Kama rutin mengirim ke semua daerah,” ujarnya.

Sastra menambahkan nilai ekonomis dari 24 ton pengiriman jagung pipil itu adalag Rp144 juta rupiah.

Sementara itu, pmpinan CV Sengkang Duta Comoditi, Kamarudin mengatakan jagung yang akan dikirim tersebut berasal dari hasil serapan petani di seluruh wilayah Sultra pada Februari 2023.

Serapan paling banyak di wilayah Kabupaten Muna, Konawe, Konawe Selatan (Konsel), dan Kolaka Timur (Koltim).

“Yang paling banyak komoditinya dari kabupaten Muna, Konawe Selatan, Kolaka Timur, dengan Kabupaten Konawe,” ungkapnya.

“Kalau tahun lalu kami sempat mengirim kurang lebih dua ton, pengisian kita bisa 2 sampai 3 kontainer. Kami berharap bisa lebih lagi pengirimannya,” timpal Kamaruddin.

Lanjut Kamarudin, untuk produksi jagung di wilayah Sultra secara umum tidak terputus, hanya waktu panen rayanya biasa dilakukan pada Maret hingga Juni.

Pihaknya mengaku membeli komoditi dari petani tersebut dalam keadaan kering sehingga bisa langsung dikirim.

“Kita di Kendari, kita belum punya alat pengering, jadi kita veli dari petani barang ready yang langsung kita kirim ke Surabaya atau langsung ekspor, jadi kalau kita punya alat pengering kita beli dari petani basah kita bisa proses sesuai permintaan dari buyer dia mau yang bagaimana, termasuk kekeringannya mau minta berapa, bisa kita proses langsung,” terangnya.

Kamarudin berharap mendapat fasilitas dari KADIN Sultra agar bisa mendapatkan alat pengering, supaya bisa ekspor sendiri.

“Kalau saya biasa suplay ke pabrik di Surabaya, kebutuhan akan jagung pipil bisa mencapai 2000 ton perhari,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kabid Perencanaan Iklim Promosi Penanaman Modal DPMPTSP Sultra, Askar Karim menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas misi dagang aneka komoditas yang ada Sultra, sebab hal tersebut sebagai bagian dari investasi daerah.

“Ini merupakan bagian dari investasi daerah, jadi dengan melihat kondisi alam di Sultra dengan potensi yang besar hanya mungkin pemanfaatannya belum maksimal, tapi alhamdulillah, adanya support dari KADIN, kami membangun mitra dalam rangka mendukung apa yang menjadi kegiatan untuk meningkatkan investasi di suatu daerah,” ujarnya.

“Bagaimanapun ini memberikan dampak domino, istilahnya ketika ini berjalan dengan investasinya bagus, otomatis pendapatan daerah meningkat, inilah yang kita harapkan sebenarnya,” ujarnya.

Askar juga menyampaikan pihaknya terus memperudah proses perizinan bagi pelaku usaha sebagai bentuk memperbaiki iklim investasi.

“Terkait dengan proses perizinan dan bantuan apa saja, dan alhamdulillah pihak KADIN juga berinisiatif,” pungkasnya .

Diketahui jagung pipil yang dikirim diolah menjadi pakan ternak, bahan makanan, makanan ringan termasuk popcorn. *