WAKATOBI – Kepala SMA Negeri 2 Wangi-wangi, Hasanuddin memberikan klarifikasi usai aksi demonstrasi yang dilakukan siswa-siswinya pada Senin (21/7/2025) lalu.

Diketahui aksi demo siswa-siswi SMA Negeri 2 Wangi-wangi itu menuntut adanya audit dana operasional sekolah termasuk sumbangan siswa yang tidak jelas peruntukannya.

Para siswa menduga Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Wangi-wangi tidak transparan dalam penggunaan dana sekolah dan menduga adanya praktik korupsi dalam pembelian fasilitas pendidikan.

Dalam video klarifikasinya, Hasanuddin mengatakan, apa yang disuarakan oleh pelajar SMA Negeri 2 Wangi-wangi dalam aksi unjuk rasa itu tidak berdasar.

Karena apa yang disuarakan oleh siswa-siswi itu, kata Hasanuddin, terkait dengan harus diaktifkannya kegiatan Marching Band dan kegiatan ektrakurikuler yang berkaitan dengan gerak jalan untuk persiapan 17 Agustus 2025.

“(terkait hal itu) sementara di Juknis dan di RKAS itu tidak dianggarkan,” kata Hasanuddin dalam video klarifikasinya yang diterima Redaksi HaloSultra.com, Rabu (23/7/2025).

Baca Juga:  5 Hari Pencarian, Nelayan Asal Wakatobi Ditemukan Meninggal Dunia

Hasanuddin menyebutkan, aksi demonstrasi itu terjadi akibat hasutan-hasutan oknum guru-guru di SMA Negeri 2 Wangi-wangi.

“Maka kemudian melakui hasutan-hasutan oleh oknum-oknum guru maka kemudian siswa itu melakukan unjuk rasa tadi,” katanya.

Dia juga mengungkapkan, bahwa sejak SMA Negeri 2 Wangi-wangi didirikan pada tahun 2006 memang belum ada pemeliharaan dan perbaikan berat sarana prasarana sekolah.

“Dan memang dalam Juknis dana BOS juga memang harus hanya sebatas pemeliharaan ringan,” ungkapnya.

Menyoal pemeliharaan dan perbaikan berat sarana prasarana sekolah, kata Hasanuddin, hal tersebut dilarang dalam Juknis dana BOS.

“Untuk terkait dengan pemeliharaan berat kayak atap secara keseluruhan, pasang tehel secara keseluruhan, ya itu dilarang dalam dana BOS,” ujarnya.

Dalam aksi demonstrasi itu, Hasanuddin mengaku ingin langsung mengklarifikasi, namun ditahan oleh beberapa orang guru, untuk nantinya memberikan klarifikasi langsung.

“Makanya ini saya duga bahwa memang ada skenario dari teman-teman yang ingin menjatuhkan saya selaku kepala sekolah,” bilangnya.

Baca Juga:  Kapal Bawa 12 Nelayan Mati Mesin di Perairan Kaledupa, Tim SAR Evakuasi

“Karena amjisi teman-teman di dalam memang dengan adanya isu pergantian dan rolling kepala sekolah ini, maka kemudian merek memanfaatkan ini,” sambungnya.

Sejak dirinya menjabat sebagai Kepala SMA Negeri 2 Wangi-wangi, Hasanuddin telah membebaskan pembayaran pengambilan ijazah, mengurus akreditasi sekolah, mengurus akreditasi perpustakaan hingga mendapatkan akreditasi B, yang selama ini tidak pernah terakreditasi.

“Dan Alhamdulillah kami sudah dua kali juara umum tingkat provinsi. Jadi mohon kiranya teman-teman semua pemangku kebijakan kemudian menyikapi hal ini dengan rasional, dengan kepala dingin,” katanya.

“Saya pikir ini kita harus lihat apakah keluhan anaknya itu mendasar atau tidak. Karena raya-rata keluhannya memang saya dipaksa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang memang tidak dianggarkan dalam RKAS. Dan itu bertentangan dengan Juknis,” demikian Hasanuddin.

 

***