WAKATOBIGuru di SDN Waitii Barat, Kecamatan Tomia, Kabupaten Wakatobi berinisial SM (54) memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang menyebut dugaan penganiayaan yang dilakukannya. Ini penjelasannya:

Sebelumnya diberitakan, seorang siswi SDN Waitii Barat, Kecamatan Tomia diduga telah dianiaya oleh gurunya di sekolah. Akibat peristiwa tersebut bibir korban lebam dan mengeluarkan darah di bagian mulut samping kiri dan harus dibawa ke Puskesmas terdekat di Tomia.

Namun kata SM, dirinya hanya berniat untuk melerai dan mendisiplinkan siswa perempuan berinisial F (6) dan N (6) yang sempat terlibat pertengkaran.

Baca Juga:  Kebakaran Hanguskan Belasan Rumah di Pomalaa, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Akibat hal itu, SM mendapat caci maki oleh sejumlah masyarakat bahkan dirinya sempat dipukul.

Persoalan ini bermula pada Jumat (10/2/2023), SM mengungkapkan pemukulan terhadap dirinya juga dipicu oleh sejumlah masyarakat yang saling memprovokasi karena melihat darah dibibir siswa F, dan dinilai melebih-lebihkan pendisiplinan tersebut dengan mengatakan ‘Nohokomate’e kene nolua ako teraha (Bahasa Tomia” Dipukuli hingga memuntahkan darah).

“Waktu itu saya memberi tugas kepada siswa di kelas 1. Lalu siswa N tiba-tiba mengolok-olok tulisan F. Karena tidak terima, terjadi lah saling mengejek yang berakhir saling menyerang, cakar, pukul hingga baku tarik di dalam kelas. Saya berulang kali menegur sampai pun suara yang yang agak bernada tinggi, memperingati, mengancam tapi kedua anak itu enggan berhenti. Ketika berhenti sejenak mereka akan mulai lagi bertengkar, berulang-ulang,” ungkap SM dalam klarifikasi yang kirimkan ke redaksi HaloSultra.com, Sabtu (18/2/2023).

Baca Juga:  Kapal Bawa 12 Nelayan Mati Mesin di Perairan Kaledupa, Tim SAR Evakuasi

Saat itu, SM yang kesulitan menenangkan kedua siswa yang bertikai tersebut, ditambah saat semua guru tidak hadir di sekolah karena mengikuti kegiatan Musrembang, pertengkaran terus berlanjut hingga siswa lain turut melerai.