Kasus DBD Meningkat di Kendari, Dinkes Semprot Fogging di 105 Titik
KENDARI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mencatat peningkatan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi pada Bulan Juanuari 2024.
Pasalnya, angka DBD di Kota Kendari mencapai 261 kasus hingga 16 Januari. Dari jumlah tersebut, 58 orang masih dalam perawatan medis, 203 orang dinyatakan sembuh dan 1 meninggal dunia.
Guna menanggulangi penyebaran berbagai virus penyakit mematikan itu terutama di musim penghujan, Dinkes Kendari mengambil langkah dengan melaksanakan semprot fogging.
Sejak 1 hingga 17 Januari 2024, Dinkes Kendari telah melakukan pengasapan atau fogging di 105 titik yang terdapat kasus demam berdarah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kendari, Ellfi menjelaskan bahwa proses pengasapan ini hampir merata di seluruh kecamatan di Kota Kendari. Dimana pengasapan terbanyak dilakukan di Kecamatan Baruga sebanyak 26, disusul Kendari Barat 19 dan Wua-wua sebanyak 11 titik.
Menurutnya, fogging dilakukan harus memenuhi sejumlah persyaratan sebab fogging bukan merupakan cara mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
“Fogging hanya dilakukan pada wilayah dengan kasus DBD dan hanya dilakukan setelah penyelidikan epidemiologi, guna memastikan bahwa kasus tersebut disebabkan oleh virus dengue. Selain itu, fogging hanya dilakukan jika ABJ di wilayah tersebut kurang dari 95 persen, yang berarti masih terdapat potensi penularan DBD,” jelasnya.
Terkait meningkatnya kasus DBD bulan Januari ini, Dinkes Kendari mengimbau masyarakat tetap tenang, kemudian melakukan aksi pemberantasan sarang nyamuk melalui upaya 3M Plus.
“3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air, dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia,” ungkapnya.
Ellfi juga meminta kepada masyarakat untuk menjadi duta pencegahan DBD, minimal di lingkungan dan rumah sendiri. Sebab jika kita sudah menjamin bahwa di lingkungan atau rumah sudah tidak ada tempat berkembang biaknya nyamuk, maka kita akan terhindar dari penyakit DBD.
Ellfi menyebut bahwa ciri-ciri orang yang terkena serangan DBD antara lain, demam yang berkepanjangan, demam yang disertai nyeri bagian kepala, terdapat bintik-bintik merah di kulit, serta sering mual dan muntah saat sakit demam.
“Makanya kita imbau kepada seluruh masyarakat yang memang terdapat gejala-gejala tersebut. Dan jika sudah diberikan obat penurun panas yang sering dikonsumsi sehari-hari namun tidak ada perubahan signifikan, agar segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan setempat atau rujukan,” imbuhnya.
Kabid P2P itu juga mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjaga pola hidup bersih, hindari genangan air di dalam maupun di luar sekitar rumah, dan hindari gantungan pakaian karena seringkali menjadi tempat sarang nyamuk.
**
Tinggalkan Balasan