KENDARI – Aksi demonstrasi yang digelar oleh sekelompok massa di sekitaran area Mako Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali diwarnai kericuhan pada Kamis (15/6/2023).

Dalam kericuhan yang berlangsung lama itu, sejumlah pendemo membawa katapel diduga busur menyerang aparat kepolisian bahkan kelompok massa tersebut membakar alat pembatas jalan (water barrier).

Pantauan HaloSutra.com, aksi demonstrasi yang berlangsung sejak pagi hingga sore itu mulanya berjalan damai.

Meski pihak dari kepolisian telah melakukan mediasi dengan sejumlah koordinator pendemo.

Namun tiba-tiba ada gerakan tambahan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan cara melempari petugas kepolisian dengan batu.

Baca Juga:  Pemkot Kendari Gelar Musrenbang RKPD 2026 dan Forum Konsultasi Publik RPJMD 2025-2029

Dengan terpaksa pihak kepolisian membubarkan pendemo yang anarkis itu memakai gas air mata.

Tetapi mereka justru makin brutal bahkan menghujani petugas dengan batu.

Beberapa oknum pendemo yang anarkis tertangkap kamera pengawas atau CCTV, dengan menutup wajah dengan baju ibarat topeng, serta membawa katapel diduga busur lalu diarahkan ke barisan barikade polisi yang berjaga.

Tak sampai di situ, sejumlah oknum pendemo yang anarkis dipukul mundul dari bundaran Kantor Gubernur Sultra menuju Bundaran Tank di Anduonohu.

Baca Juga:  Wali Kota Kendari Lantik JPT Pratama hingga Pejabat Administrator, Begini Pesannya

Saat ini, situasi di area demo kondusif namun aparat kepolisian masih disiagakan.

Kapolresta Kota Kendari, Kombes Pol Muh Eka Fatturahman mengatakan, menurutnya jika oknum pendemo yang dipukul mundur bukanlah mahasiswa melainkan perusuh.

“Mereka bukan mahasiswa mereka adalah perusuh yang sengaja melempar batu kepada petugas,” ujar Eka.

Kata Eka sebelum membubarkan para pendemo tersebut, pihaknya telah memberikan peringatan kepada massa untuk membubarkan diri. Akan tetapi direspons dengan lemparan batu

“Dan mereka telah melakukan tindakan hukum sehingga kami bubarkan,” pungkasnya.

**