JAKARTA – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau mendapat undangan audiensi pembahasan Blue Economy atau ekonomi biru di Sultra bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) pada Rabu (11/12/2024) di ruang rapat lantai 7 menara Bappenas, Jakarta Selatan.

Audiensi dihadiri Pj Wali Kota Baubau, Muh Rasman Manafi, didampingi Kepala Bappeda Baubau, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan dan Kepala Balitbangda, serta Bappenas Deputi bidang sarana dan prasarana, Direktur Kelautan Perikanan, Direktur Perencanaan dan pengembangan proyek Infrastruktur prioritas nasional Bappenas.

Kepala Bappeda Kota Baubau, Dahrul Dahlan mengungkapkan audiensi Pemkot Baubau dengan Kementerian PPN/Bappenas terkait perencanaan infrastruktur wilayah Sultra kepulauan untuk masuk dalam kawasan strategis nasional sebagai bagian rencana pertumbuhan baru ekonomi biru di wilayah Sultra kepulauan.

“Beberapa poin penting yang menjadi rekomendasi dalam diskusi tersebut yakni Baubau mempersiapkan dokumen pendukung pengembangan ekonomi biru khususnya sektor unggulan d wilayah Sultra kepulauan,” ujar Dahrul dalam keterangan tertulisnya.

“Kemudian, Pengusulan sub hub/lokasi prioritas pengembangan Sultra kepulauan sebagai Kawasan strategis Nasional di Kepulauan Buton,” imbuhnya.

Dikatakan, Pemkot Baubau akan mempersipkan data dukung untuk usulan lokpri sesuai Asta Cita Presiden dalam RPJMN 2025-2029 yang berfokus pengembangan konektivitas wilayah pada aspek kepelabuhanan, bandara dan digitalisasi dengan melibatkan kawasan kabupaten yang ada di sekitar Kota Baubau.

“Termasuk dukungan pada program dan kegiatan kawasan perikanan terpadu di wilayah Sultra kepulauan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, ekonomi biru adalah pembangunan yang berbasis pada nilai ekonomi sumber daya laut Indonesia, yang menciptakan nilai tambah pada rantai suplai secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Pertumbuhan tersebut didasarkan pada tiga pilar, yakni lingkungan kelautan yang sehat dan tangguh, industri berbasis kelautan yang kompetitif, dan area pesisir yang atraktif.

Ekonomi biru mencakup berbagai sektor, antara lain: sektor perikanan, sektor industri olahan hasil laut, sektor logistik laut, sektor perdagangan, industri galangan kapal, wisata bahari, bioteknologi, energi terbarukan, manajemen sumber daya air, sumber daya manusia termasuk pendidikan dan riset, serta sektor-sektor lainnya yang terkait secara langsung dan tidak langsung.

**