KOLAKA UTARA – Penjabat (Pj) Bupati Kolaka Utara (Kolut), Parinringi meninjau langsung sejumlah infrastruktur dan rumah warga yang terdampak bencana alam di wilayahnya, Minggu (18/12/2022).

Salah satu lokasi yang ditinjau adalah jalan penghubung antara Desa Totallang, Kecamatan Lasusua dan Desa Latawaro, Kecamatan Lambai yang terputus akibat adanya jalan tertimbun longsor dan amblasnya jembatan.

Hal tersebut dipicu intensitas hujan lebat yang mengguyur Kolut pada Sabtu (17/12) malam selama tiga jam.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Kolut, luapan sungai akibat hujan membuat 8 rumah di Desa Woise, Kecamatan Lambai sempat terendam banjir etinggi 30 cm. Bahkan 1 rumah di Desa Lawawaro terancam hanyut.

BPBD juga melaporkan soal kondisi drainase yang tidak memadai di Desa Pumbolo, Kecamatan Wawo sehingga kurang lebih 5 rumah juga ikut terendam.

Baca Juga:  Pimpin Rakor, Bupati Kolut Serukan Kebersamaan dalam Membangun Daerah

Sementara fasilitas umum, jalur Latawaro-Totallang tertimbun tanah longsor, jembatan batas Desa Latawaro dan Desa Woise rusak berat dan tiga jembatan di Desa Totallang mengalami rusak ringan.

Dalam kunjungan tersebut, Pj Bupati Kolut melihat kondisi masyarakat yang terkena dampak bencana dan memberikan bantuan kepada warga.

“Ada beberapa jembatan yang bergeser, sepertinya abutment bergeser dan ada beberapa titik karena adanya pendangkalan sehingga debit air yang deras sehingga meluap ke perumahan warga,” ujar Parinringi.

Parinringi menyebut saat ini Dinas PUPR pun telah melaksanakan perbaikan dan pembenahan jalan yang tertimbun longsor.

Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai IV Sulawesi terkait penanganan jembatan yang amblas.

Pj Bupati mengimbau masyarakat sebelum membangun bangunan permanen agar sebisa mungkin tidak berada di kawasan bantaran sungai agar lebih aman.

Baca Juga:  Pemkab Kolut Tertibkan Pedagang Ikan Skala Besar di Luar Pasar

“Masyarakat yang berada di bantaran sungai, seandainya masih ada lahan yang dimungkinkan, sebelum membuat rumah yang permanen itu kalau bisa digeser ke tempat yang aman, atau keluarga tidak mampu menggeser itu dikomunikasikan dengan pemerintah nanti kita cari solusinya,” tukasnya.

Penyebab banjir yang kerap terjadi sejauh pengamatan dan informasi hal ini disebabkan karena daerah hilir terjadi pendangkalan sehingga begitu debit air dari hulu besar maka air akan meluap dan memasuki area pemukiman.

Bupati juga menginstruksikan kepada semua OPD terkait agar tetap siaga dan siap guna mengantisipasi hal-hal yang mungkin sewaktu-waktu bisa terjadi. **