KENDARI – Organisasi masyarakat (Ormas) yang tergabung dalam aliansi Masyarakat adat Tolaki, menggelar aksi unjuk rasa di gedung  DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (26/12/2022).

Dalam aksi itu, mereka menuntut kepada DPRD Sultra  segera membatalkan pembangunan patung Oputa Yi Koo.

Korlap ormas adat Tolaki, Supriyadin mengatakan, aksi penolakan itu disuarakan dengan sejumlah pertimbangan.

Kata dia, salah satu alasan mendasar dari aksi penolakan itu adalah lantaran patung tersebut tidak relevan dengan  sejarah masyarakat Tolaki, sehingga ia menilai patung itu tak perlu dibuat dan diletakkan di depan Kantor Gubernur Sultra.

“Terkait dengan kegiatan ini, kami dari berbagai aliansi masyarakat Tolaki menolak keras pembangunan patung Oputa Yi Koo, karena pertama pembangunan itu bukan berskala pioritas dan yang kedua adalah sudah ada pembangunan patung Oputa Yi Koo di Buton, jadi tidak perlu lagi di bangun patung itu di tempat kami Kota Kendari,” kata Supriyadin.

Menurutnya, patung yang seharusnya dibuat di Kota Kendari adalah patung yang bisa menginterpretasikan keberagaman  suku didalamnya.

“Seharusnya itu yang harus di buat itu patung Halu Oleo, karena Halu Oleo ini menggabungkan 3 etnis yaitu Muna, Buton dan Tolaki,” ujarnya.

Dia menduga bahwa ada keinginan dari Pemerintah bahkan DPRD menghapus identitas keberagaman etnis di Sultra.

“Saya menduga dan saya melihat Sultra ini menginginkan hanya satu etnis yang berkembang, sehingga kami merasa dari suku Tolaki ini semacam dihilangkan budaya kami,”katanya.

Wakil Ketua DPRD Sultra Nur Salam Lada meyahuti sekaligus menyepakati segala hal yang menjadi aspirasi ormas ini.

“Saya setuju apabila kita harus menghentikan pembangunan tersebut, akan tetapi kita perlu waktu untuk berkoordinasi dengan beberapa lembaga untuk mengambil keputusan,”kata Nur Salam Lada.

Nur Salam lada menegaskan bahwa DPRD Sultra menyepakati argumen masyarakat Tolaki terkait pembangunan patung tersebut.

“Sekali lagi saya bilang,saya sepakat dengan teman – teman bahwa patung itu memang harus dihentikan,dan kalau perlu digantikan dengan patung Halu Oleo,” pungkasnya.***