KENDARI – Penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), tidak hanya menjadi ajang syiar agama.

Event yang berlangsung mulai 9-19 Oktober ini juga terbukti memberi suntikan besar bagi ekonomi lokal, khususnya sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Kegiatan nasional ini turut memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah karena menggerakkan berbagai sektor usaha masyarakat.

Dalam pameran UMKM di arena STQH yang difasilitasi Disperindag Sultra bekerja sama dengan Bank Indonesia Sultra sedikitnya ada sekitar 300 UMKM lokal yang berpartisipasi.

Berbagai produk UMKM halal, kerajinan tangan, kuliner tradisional dan karya komunitas dipamerkan sebagai bagian dari syiar Islam yang produktif.

Terbukti, kehadiran masyarakat di arena pameran bukan hanya sebagai penonton, tapi juga sebagai penggerak ekonomi umat, yakni menjadikan kegiatan keagamaan berdampak nyata terhadap kesejahteraan warga.

Berbagai potensi ekonomi dipamerkan melalui bazar dan ekspo halal, promosi wisata religi dan budaya daerah, serta peningkatan sirkulasi ekonomi multisektor seperti penginapan, transportasi, konsumsi, suvenir, dan jasa lokal.

Baca Juga:  Wakil Wali Kota Kendari Dorong Produk UMKM Lokal Dipamerkan di Tiap Hotel

Sejumlah pedagang kaki lima mengaku omsetnya mengalami kenaikan yang signifikan selama pelaksanaan STQH, jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.

Aris, salah satu pedagang UMKM yang menawarkan kuliner gado-gado mengaku kebanjiran pembeli, sejak malam pembukaan STQH.

Bahkan, dirinya sampai harus menambah jumlah porsi perhari karena ramainya pengunjung yang memadati area tenda UMKM. Dengan begitu, omset hariannya naik hampir dua kali lipat dibanding hari biasa.

“Kalau hari biasa dapatnya Rp300 ribu sampai Rp500 ribu. Tapi sejak pembukaan STQH ini bisa sampai Rp700 ribu,” ujarnya sembari mengaduk bumbu gado-gado,” Selasa (14/10/2025).

Dia mengaku bersyukur, karena STQH membawa berkah bagi dirinya dan para pelaku usaha lainnya di Kota Kendari.

Aris juga mengatakan, tetap menjaga kebersihan area jualannya. Dirinya membawa sapu dan tempat sampah sendiri agar lingkungan tetap bersih dan nyaman dilalui pengunjung.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Sultra 24 Mei 2025, Hujan Diprediksi Guyur Beberapa Wilayah

“Saya bawa sapu dan kantong sampah, sampahnya saya kumpulin. Lalu ada petugas malam yang akan mengambil sampah itu setelah lapak tutup, untuk dibuang ke bak-bak sampah yang jaraknya agak jauh dari lapak saya. Nah, ini juga menjadi berkah bagi jasa pengumpul sampah, karena kami memberikan biaya jasa Rp5 ribu setiap malam,” katanya.

Hal serupa juga nampak di toko Athifah oleh-oleh khas Kota Kendari yang lokasinya tak jauh dari arena utama pelaksanaan STQH.

Nampak pengunjung dari berbagai penjuru Indonesia berburu oleh-oleh khas Kota Kendari dan khas daerah Sultra lainnya.

“Biasanya yang paling banyak dicari itu kaos dengan desain khas daerah, kain tenun daerah, mete atau olahan mete dan kue-kue khas daerah,” ujar salah satu karyawan toko Athifah.

 

**