Kolaborasi Pusat dan Daerah Kendalikan Inflasi Pangan, Mendagri Buka GPM di Kendari
KENDARI – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian secara resmi membuka Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Kota Kendari, bertempat di pelataran eks MTQ, Selasa (26/8/2025).
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Dalam Negeri, Badan Pangan Nasional, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, serta Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di Tanah Air.
GPM ini rencananya akan digelar selama dua hari atau hingga 27 Agustus 2025 dengan menghadirkan berbagai kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau.
Kegiatan pembukaan juga dihadiri oleh Ketua Umum KADIN Anindya N. Bakrie, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Andi Sumangerukka, Wagub Hugua serta bupati/wali kota se-Sulawesi Tenggara.
Dalam sambutannya, Gubernur Andi Sumangerukka menyampaikan kegiatan GPM ini merupakan bentuk nyata semangat gotong royong antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dunia usaha dalam memastikan ketersediaan serta keterjangkauan pangan bagi masyarakat.
“Sebagaimana kita ketahui, tantangan sektor pangan semakin kompleks. Ketidakpastian iklim, gejolak harga, rantai pasok, hingga dampak konflik global berpengaruh besar terhadap ketersediaan pangan. Karena itu, Gerakan Pangan Murah ini hadir untuk menjaga stabilitas harga, memastikan pasokan tetap tersedia, dan mendekatkan akses pangan dengan harga terjangkau bagi masyarakat,” ujar Gubernur.
Andi Sumangerukka menambahkan pelaksanaan kegiatan serupa akan terus digelar secara bergilir di 17 kabupaten/kota di Bumi Anoa dengan melibatkan berbagai pihak, di antaranya Perum Bulog, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pelaku usaha pangan, UMKM, serta dukungan TNI-Polri.
Sementara dalam arahannya, Mendagri Tito Karnavian menegaskan pangan adalah isu utama yang menjadi perhatian Presiden Prabowo. Menurutnya, swasembada pangan adalah syarat mutlak bagi kedaulatan bangsa.
“Bapak Presiden selalu menekankan bahwa negara merdeka adalah negara yang merdeka dari pangan. Alhamdulillah, produksi beras kita tahun 2025 meningkat signifikan sehingga stok di Bulog cukup tinggi. Ini capaian yang harus terus kita jaga,” ungkap Mendagri.
Dia menjelaskan berdasarkan berbagai survei, isu biaya hidup menempati perhatian utama masyarakat, di mana pangan menjadi faktor paling mendasar.
“Sandang dan papan bisa ditunda, tapi pangan tidak bisa. Karena itu, stabilitas harga pangan adalah prioritas pemerintah,” tambahnya.
Mendagri juga menekankan pentingnya pengendalian inflasi. Menurutnya, inflasi ideal Indonesia berada di kisaran 1,5–3,5 persen.
“Strategi terbaik adalah menjaga harga pangan pokok agar stabil, menjaga harga barang yang diatur pemerintah tetap terkendali, serta mendorong daya beli masyarakat melalui core inflation. Untuk itu, saya menyarankan agar gubernur, bupati, dan wali kota membuat forum koordinasi rutin dengan dinas pangan, pertanian, serta BPS untuk memantau harga di pasar,” jelasnya.
Tito menyebutkan, di Sulawesi Tenggara inflasi terakhir tercatat 3,72 persen dengan empat komoditas utama penyumbang kenaikan yakni cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan beras.
“Dengan intervensi seperti Gerakan Pangan Murah ini, saya yakin harga bisa terkendali, daya beli masyarakat tetap terjaga, dan ketahanan pangan kita semakin kuat,” pungkasnya.
**
Tinggalkan Balasan