KENDARI – Data satelit NASA NSPP, terpantau sebanyak 620 titik panas yang tersebar di 16 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara (Sultra). Kabupaten Konawe menjadi daerah dengan titik panas terbanyak, mencapai 522 titik.

Terlebih lagi berdasarkan prakiraan BMKG, puncak musim panas di Sultra akan terjadi pada akhir September hingga Oktober.

Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Sultra, Sahid mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) apalagi di puncak musim kemarau.

Dikatakannya, dengan kondisi lingkungan yang kering, dengan mudah bisa terbakar, baik karena faktor alam maupun ulah manusia.

“Kondisi kering, apapun bisa memicu kebakaran, baik karena faktor alam atau manusia,” ujarnya.

Oleh karena itu, langkah pencegahan dianggap sangat penting untuk meminimalisir dampak kerusakan yang lebih besar.

Secara intensif, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan perkebunan dengan cara membakar. 

Ini adalah langkah preventif yang sangat penting, mengingat pembukaan lahan dengan metode pembakaran dapat dengan mudah memicu kebakaran besar yang sulit dikendalikan, terutama dalam kondisi cuaca yang sangat kering.

“Kami minta masyarakat lebih berhati-hati dalam hal-hal kecil namun berpotensi besar memicu kebakaran, seperti membuang puntung rokok sembarangan di area yang rentan terbakar,” imbaunya.

 

**