DPMPTSP Sultra Dorong Semua Pihak Aktif Tangkap Peluang Investasi
KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyimpan potensi yang berlimpah, terlebih lagi dengan potensi alam hingga potensi budaya dan pariwisatanya. Di mana hal tersebut memunculkan peluang investasi usaha dan bisnis.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sultra melihat kesempatan tersebut, sehingga dalam setiap kesempatan event di luar daerah, menjadi pintu masuk untuk melakukan promosi.
Hal ini diungkapkan Kepala DPMPTSP Sultra Parinringi mengatakan pihaknya menggencarkan promosi akan potensi investasi di Sultra.
“Potensi di Sultra sangat besar, dan banyak bidang-bidang yang berpotensi. Mulai dari pariwisata, potensi secara global di Sultra ini masih banyak. Perikanan, perkebunan serta peternakan masih sangat berpotensi,” ujar Parinringi dalam kesempatannya berbincang dengan awak media.
Selanjutnya, ia mengagendakan, untuk kembali menggenjot promosi dalam event-event yang kreatif dimasa mendatang. Ia mengakui, sejak pandemi Covid-19, memang ada penurunan angka investasi, namun demikian pihaknya tetap menggenjot peluang-peluang yang ada hingga melewati target yang diberikan oleh Kementerian Investasi.
“Kegiatan promosi tahun ini hanya berlangsung di dalam negeri, tapi di momen Hari Pers Nasional Februari 2022 kemarin kita juga sudah mengekspos potensi-petensi investasi di Sultra di hadapan para duta besar negara,” ungkapnya.
Ia mengaku, untuk menangkap peluang investasi tak bisa dilakukan oleh pihaknya saja. Sehingga ia mengharapkan, masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan juga perlu terjun langsung.
“Seperti halnya UMKM yang nanti akan ditindak lanjuti oleh Disperindagkop Sultra. Karena tugas kami untuk menjembatani OPD teknis, jadi selanjutnya merupakan pekerjaan OPD masing-masing,” katanya.
Meningkatnya jumlah investasi usaha yang masul ke Sultra terlebih di sektor industri logam dan non logam ini juga didukung dengan tiga strategi ekonomi yang dijalankan pemerintah pusat, yakni ekonomi hijau, digitalisasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan pengembangan industri hilir.
Pada industri hilir, tiga fokus utamanya adalah industri pertambangan dan mineral, industri batubara dan bahan bakar, serta agroindustri. ****
Tinggalkan Balasan