KENDARI – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat konsolidasi bersama DPMPTSP kabupaten/kota se-Sultra.

Rapat koordinasi ini dalam rangka peningkatan pencapaian target realisasi investasi di Sultra tahun 2022.

“Target realisasi investasi Sultra yang diberikan oleh Kementerian Investasi sebesar Rp34 triliun untuk tahun 2022,” jelas Kepala DPMPTSP Sultra, Parinringi dalam pemaparannya membuka kegiatan, Rabu (23/6/2022).

Dikatakan Parinringi, pemerintah saat ini terus konsisten untuk meningkatkan investasi melalui perbaikan semua lini sehingga segala hambatan dapat dieleminir.

Satgas Percepatan Berusaha yang dibentuk di lintas sektor dan pemda bertugas menginvetaris semua permasalahan investasi dan perizinan sekaligus mengambil langkah-langkah konkret harus bertugas nyata.

Pengendalian investasi juga diperketat dengan Perka BKPM 17/2017 sehingga setiap langkah investasi terkontrol optimal baik dalam pemantauan, pembinaan dan pengawasan.

Dikatakannya juga, pemanfaatan aplikasi SPIPISE oleh setiap kabupaten akan memberi banyak manfaat, karena tidak perlu membangun sistem, memelihara dan mengadakan server.

“Data dalam SPIPISE yang terkoneksi ke LKPM juga dapat dipantau bersama oleh BKPM dan DPMPTSP kabupaten sehingga terjadi diskusi dalam pemecahan masalah investasi secara online,” katanya.

“Kabupaten juga mudah mengakses data-data realisasi investasi PMA di kabupaten jika sudah memanfaatkan aplikasi ini,” lanjutnya.

Dalam rangka pencapaian target investasi sebesar Rp1.200 triliun di tahun 2022, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia telah menyiapkan strategi ampuh.

Strategi yang dimaksud adalah dengan mengawal proses penanaman modal oleh investor secara end-to-end. Angka ini naik sebesar 33,3 persen dibandingkan dengan target investasi pada 2021 sebesar Rp900 triliun. Target tersebut ditujukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen di tahun 2022.

“Kami punya target realisasi di RPJM 2022, di 2022 di dalam RPJM itu Rp968 triliun, Bapak Presiden memerintahkan kami untuk harus mencapai Rp1.200 triliun. Sebagai salah satu syarat bagaimana mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional kita di atas 5 persen,” kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam Economic Outlook Prospek Investasi 2022, Selasa (23/11/2021).

“Tapi saya punya keyakinan dengan pengalaman 2021, dan target 2022 dengan 1 kombinasi sektor-sektor hilirisasi Maka inshaAllah akan tercapai,” ujarnya.