KENDARI – Unit IV Pelayanan Perempuan dan Anak Polresta Kendari tengah melakukan pendalaman dan penyidikan terkait kemungkinan adanya korban lain di kasus asusila oknum dosen Universitas Halu Oleo (UHO).

Kepolisian hari ini (Rabu, 3 Agustus 2022) kemudian menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi mahasiswi (sebut saja Jet) atas dugaan perbuatan asusila yang dilakukan oleh guru besar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHO, Profesor B.

Tim HaloSultra.com coba mengkonfirmasi teman dari saksi mahasiswi yang diperiksa oleh Polresta Kendari. Sebut saja namanya Fren.

Fren bercerita menurut penuturan Jet, saksi mahasiswi yang diperiksa Polresta Kendari hari ini.

Jet pada bulan Januari hingga Juli 2021 lalu, urusan perkuliahannya terhambat karena salah satu penyakit yang Jet derita.

Apalagi saat itu masih suasana wabah pandemi Covid-19. Jet sempat mengalami masalah dengan indra penciumannya. Akibatnya, nilai kuliah dan ujian finalnya tak sesuai dengan yang diharapkan.

“Kebetulan mata kuliahku sama dia (Profesor B) juga bermasalah. Rencana saya mau minta solusi terkait nilaiku yang bermasalah. Apalagi kondisiku saat itu sementara sakit, siapa tahu ada kebijakan yang diberikan supaya saya bisa lakukan perbaikan nilai,” ujar Fren saat ditemui disela-sela pemeriksaan Jet di Unit IV PPA Polresta Kendari.

Setelah itu, Jet kemudian meminta untuk  perbaikan nilai melalui aplikasi grub Whatsapp mata kuliah dosen Profesor B. Saat itu, dosen tersebut belum memberikan respon terkait permintaan Jet.

Kemudian Profesor B memberikan respon, tetapi meminta seluruh mahasiswa di dalam grub Whatsapp itu memasang foto profil asli.

“Kita disuruh pasang foto profil asli di WA. Kalau foto palsu atau tidak ada fotonya, kita akan dikasih keluar dari grub WA mata kuliahnya,” bebernya.

Selanjutnya, setelah semua mahasiswa yang memprogram mata kuliahnya memasang foto asli di WA, Jet dan Profesor B itu berkomunikasi langsung melalui sambungan telepon.

Dikatakannya, oknum Profesor B itu akan memberikan keringanan kepada Jet, tetapi dia harus bertemu empat mata di kediaman Profesor B di Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu.

“Jet mengiyakan saja itu hari, makanya Jet pergi kerumahnya. Tapi sempat Jet terputar-putar karena tidak tahu alamatnya, nanti setelah diarahkan baru Jet tahu,” imbuh Fren.

Sesampainya di rumah Profesor B, kata Fren lagi, Jet pergi seorang diri bercakap-cakap dengan dosen tersebut. Profesor B juga menanyakan kondisi indra penciuman Jet setelah menjalani perawatan akibat sakit yang diderita.

“Jet sempat sakit memang itu hari, lain-lain penciuman apalagi masih suasana Covid-19. Profesor B menyuruh Jet menghirup minyak angin dari tangan dosen itu. Apakah Jet masih bisa hirup atau tidak itu minyak angin. Setelah itu Jet menghirup minyak angin yang disodorkan dari tangan dosen itu. Ketika sedang menghirup minyak angin itu, dosen tersebut diduga tiba-tiba memeluknya,” paparnya.

Saat akan dipeluk, Jet berusaha menolak. Tetapi  sang dosen terus memaksanya. Jet terus memberontak, hingga akhirnya memilih pulang.

Usai kejadian itu, Jet berusaha menghindari dosen tersebut. Setiapkali akan berpapasan di kampus, dia memilih mencari jalur lain karena takut melihat dosen tersebut.

Saat ditanya kenapa tidak melaporkan dosen itu, dia mengatakan, tidak berani mengadukan karena pertimbangan nilai, takut, dan kondisi ayahnya yang sedang sakit.

“Saya khawatirkan bapakku karena masih sakit, jangan saya melapor justru bapakku tambah banyak pikiran,” pungkas Fren menirukan penuturan Jet. ***