Wisata Religi di Kendari, 2 Rumah Ibadah Hanya Dipisahkan Sekatan Dinding
KENDARI – Tahukah kamu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) ada dua rumah ibadah beda agama yang hanya dipisahkan satu sekatan dinding?
Gereja Pantekosta Bukit Zaitun dan Masjid Dakwah Wanita yang terletak di Jalan Ir. Soekarno, Kelurahan Dapu-dapura, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari ini bisa terbilang sangat unik.
Bangunan dua rumah ibadah itu biasa saja seperti halnya masjid dan gereja pada umumnya. Yang uniknya adalah Gereja Pantekosta Bukit Zaitun dan Masjid Dakwah Wanita ini hanya dipisah satu sekatan dinding ini menjadi bukti toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Kota Kendari dapat terjalin dengan baik.
Pengurus Masjid Dakwah Wanita, Yusuf menceritakan bahwa Gereja Pantekosta Bukit Zaitun lebih dahulu dibangun yakni pada tahun 1960. Kemudian pada tahun 1963, tiga tahun berselang, Masjid Dakwah Wanita kemudian dibangun.
“Jadi pembangunan yang lebih dulu itu adalah gereja. Setelah itu kemudian ada seseorang bernama Haji Tahir menghibahkan tanah itu kepada ibu Madjid Joenoes (Istri Wakil Gubernur Sultra saat itu) untuk dibangunkan masjid. Makanya kenapa namanya Dakwah Wanita,” ujar Yusuf saat ditemui di kediamannya pada Minggu (30/4/2023).
Selama berdampingan, kata Yusuf, tak ada sedikit pun konflik dan perselisihan antar umat beragama yang timbul, karena selalu diterapkan sikap saling menghargai, menghormati dan bertoleransi antar beragama.
“Kami sering silahturahmi antara dua beragama ini. Kita saling membantu dan menolong ketika ada kegiatan-kegiatan keagamaan besar itu kita saling menjaga,” kata dia lagi.
Sementara itu, Pemimpin Gereja Bukit Zaitun, Pendeta David Agus Setiawan menyebutkan, kerukunan antara pengurus masjid dan gereja itu hingga kini terus berlanjut.
Diceritakannya pada saat itu, isu pembakaran gereja di Jawa Timur tahun 1997 menyebar hingga ke Kendari. Dirinya mengaku khawatir gerejanya akan mendapat bias. Sehingga phiak gereja pun meminta bantuan pengamanan dari kepolisian.
Tapi hal tak terduga terjadi, para remaja Masjid Dakwah Wanita tanpa diminta justru ikut bergabung bersama petugas kepolisian berjaga di sekitar gereja.
“Iyah, yang tidak kita duga malah remaja masjid ikut serta berjaga-jaga disekitar gereja bersama aparat kepolisian,” kata Pendeta David. [***/adv]
Tinggalkan Balasan