Mengenal Sejarah Katto-Katto alias Latto-Latto hingga Cara Memainkannya
KENDARI – Meski sempat hilang atau redup permainan Katto-Katto atau Latto-Latto ramai kembali dimainkan oleh semua kalangan baik anak-anak hingga remaja diberbagai daerah belakangan ini.
Tak terkecuali di Sulawesi Tenggara (Sultra). Bahkan mainan yang menggunakan dua biji plastik bundar yang diikat seutas tali tersebut dapat dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional ataupun di toko mainan di berbagai wilayah Sultra.
Diketahui, permainan ini dimainkan dengan cara digoyangkan, dua biji plastik itu akan saling beradu hingga mengeluarkan suara khas.
Selain itu, nama-nama yang disematkan untuk permainan satu ini terbilang unik. Ada yang menyebutnya ‘tek tek’, ‘tik tok’ atau ‘tok tok’.
Tak hanya itu, permainan ini ternyata memiliki banyak sekali nama tergantung daerah masing-masing.
Untuk wilayah Sulsel dan Sultra mainan itu mayoritas dinamai katto-katto dan latto-latto, untuk wilayah Sulteng dinamai dengan sebutan Tok-tok , hingga sebagian wilayah Sulut, mainan ini juga dikenal dengan istilah Toki-toki, serta di beberapa daerah lain ada juga yang menyebunya sebagai Etek-etek.
Untuk anak-anak perkotaan mainan ini populer dengan nama Clackers Toys atau Latto-Latto Toys. Dalam bahasa Inggris, permainan ini sebenarnya disebut sebagai ‘clackers’.
Sejarah Katto-katto alias Latto-latto
Sebenarnya kebanyakan nama permainan ini hanyalah proses asimilasi dan penamaan dari warga lokal diberbagai daerah, permainan yang asalnya dari benua Eropa dan Amerika ini mulai muncul di akhir tahun 60-an hingga makin populer di awal 70-an.
Dihimpun dari berbagai sumber, terungkap bahwa permainan ini sudah tenar sejak tahun 1960-an hingga 1970-an.
Saat itu orang-orang menyebutnya mulai dari Clackers, click-clacks, knockers, Ker-Bangers dan Clankers, penamaan ini kebanykan berdasarkan dengan merek dan nama yang telah diberikan oleh pabrik pembuatnya masing-masing.
Kato-kato ini muncul setelah puluhan tahun silam pernah populer di Sultra. Bagi anak kelahiran 90-an pasti pernah memainkan mainan ini.
Cara memainkannya
Katto-katto alias Latto-latto adalah mainan yang terdiri dua buah plastik bundar yang diikat masing-masih seutas tali dengan cincin jari ditengah, lalu diukur sama panjang.
Pengguna menyelipkan cincin dan menggoyangkan jarinya ke atas dan ke bawah. Bola akan berayun seperti pendulum dan saat kedua bola tersebut secara bersamaan bertemu, akan mengeluarkan suara taktok-taktok. Suara ini menimbulkan kebisingan apalagi jika dimainkan bersama-sama.
Senjata Berburu di Amerika Selatan
Tahukah anda jika permainan ini mirip dengan bolas, senjata berburu yang digunakan oleh para gaucho Amerika Selatan, yang digunakan dengan cara dilempar dan akan mengikat pada kaki atau bagian yang diinginkan dari hewan buruan.
Terlepas dari bentuknya yang sangat mirip dengan senjata berburu, namun kenyataannya jika tidak mahir memainkan kato-kato, akan mengalami kesalahan yang akan mengakibatkan memar di sekujur pergelangan tangan.
Tapi tahukah kamu asal muasal dan sejarah pertama kali munculnya Katto-Katto atau Latto-Latto? Dihimpun dari berbagai sumber mainan ini berasal dari Amerika Serikat dan ada sejak era 1960an.
Di Amerika mainan ini dikenal dengan nama Clackers Balls Toys. Puncak permainan ini digemari pada tahun 1970-an silam. Mainan ini terbilang berbahaya karena dapat menyebabkan cedera tangan.
Karena berbahaya, pejabat sekolah New Bedford Amerika Serikat melarang permainan ini pada 1970-an. Bahkan salah satu portal ternama di Amerika Serikat menerbitkan tulisan tentang fenomena Clackers di kalangan anak Amerika Serikat.
Pengguna sering membanting Clacker begitu keras hingga pecah, membuat pecahan plastik beterbangan seperti pecahan peluru ke segala arah.
Saat itu banyak set Clackers asli terbuat dari kaca temper dua inci, membuatnya lebih rentan pecah, sehingga beralih ke plastik akrilik.
Di Amerika, mainan ini dihentikan oleh Food and Drug Administration (FDA) yang kira-kira semacam Badan POM (Pengawas Obat-obatan dan Makanan). Bahkan Departemen Sekolah New Bedford mengetuk palu untuk menghentikannya.
Terlibat Kontroversi Politik di Mesir
Terlepas dari berbagai hal menarik dari permainan ini, sayangnya untuk anak-anak yang memainkan Clackers di Mesir sekitar tahun 2017 harus merasakan campur tangan isu politik yang bahkan menyebabkan pelarangan.
Hal ini bermula ketika para warga setempat sering menyebut permainan tersebut dengan “Sisi’s balls” atau “Bolanya Sisi”, kata ini mengacu pada buah zakar milik Presiden Mesir saat itu Abdel Fattah el-Sisi.
Tentu saja, begitu “Sisi’s balls” menjadi populer, polisi mulai menangkap penjual dan menyita ribuan pasang mainan tersebut hanya untuk beberapa alasan aneh yaitu mereka dianggap menyinggung pemerintah.
Clackers juga tampil di media budaya pop. Dalam film, mereka ditampilkan di Beware the Blob (1972).
Clackers adalah titik plot dalam episode “Love and Sausages” tahun 1993 dari serial TV The Kids in the Hall . Mereka juga digunakan sebagai senjata oleh Joseph Joestar dalam serial manga JoJo’s Bizarre Adventure tahun 1980-an. **
Tinggalkan Balasan