KONAWE KEPULAUAN – Sebuah cerita dari Rizka Wardani, sosok yang mengabdikan dirinya mendidik generasi di pelosok Pulau Kelapa di tenggara pulau Sulawesi.

Selama hampir 9 tahun lamanya, Rizka yang lahir dan besar di Desa Roko-Roko, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, telah mengabdikan dirinya di dunia pendidikan.

Berasal dari keluarga pendidik, yang ayahnya juga seorang guru SD sewaktu beliau kecil, Rizka mengawali karirnya di dunia pendidikan setelah selesai kuliah di tahun 2013.

Pada tahun tersebut, Rizka mendaftar menjadi seorang guru di Kabupaten Buton Utara, tetapi keberuntungan masih belum berpihak. Hal tersebut tidak menyurutkan niatnya.

Semangat Rizka untuk menjadi guru membuatnya mengambil kesempatan sebagai guru honorer di salah satu sekolah, SD 2 Roko-Roko, yang sekarang menjadi SD Negeri 6 Wawonii Tenggara.

Setahun berikutnya pada tahun 2014, Rizka berhasil menembus PNS pertama di Konawe Kepulauan dan dinyatakan lulus untuk menjadi guru tetap.

Menjadi seorang guru bagi Rizka merupakan impian yang berhasil terealisasikan.

“Alhamdulillah, sejak menjadi guru, walaupun penghasilannya sederhana tapi tetap disyukuri. Berbicara masalah pendidikan atau dalam hal ini tentang masalah keguruan itu, saya sendiri sangat mensyukurinya. Terutama kita mampu memberikan manfaat bagi peserta didik, baik keluarga kita atau anak-anak dari orang lain”, ujar Rizka, Sabtu (26/11/2022).

Rizka bercerita pengalaman menjadi seorang guru tidaklah mudah, terutama di daerah terpencil seperti Konawe Kepulauan.

Penempatan pertama Rizka setelah menjadi PNS Guru berada di Desa Mosolo.

Meskipun masih satu kecamatan dengan Desa Roko-Roko, yang mana adalah tempatnya tinggal, akses jalan yang belum memadai dan waktu yang dipakai untuk menempuh perjalanan cukup menyita.

Rizka menambahkan bahwa jalur tersebut tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki, harus naik motor trail, dan diperlukan waktu sekitar 4-5 jam untuk menempuh perjalanan dari rumah hingga sekolah tempat mengajar.

Namun saat ini akses jalan antar desa menjadi lebih mudah dan layak. Banyak penyesuaian infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah daerah dan di beberapa titik lokasi dibantu juga oleh perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Pulau Wawonii, PT Gema Kreasi Perdana.

“Alhamdulillah sekarang dari Roko-roko ke Mosolo jalan sudah lumayan bagus, kita bisa tempuh selama 15-30 menitan”, tambah Rizka.

Menurutnya, keberadaan Pemerintah Daerah Konawe Kepulauan dan perusahaan tambang cukup membantu masyarakat. Salah satunya juga turut mengakselerasi proses belajar-mengajar karena memberikan pandangan baru dalam kurikulum pendidikan yang sudah lama kurang berkembang disana.

Saat ini, Rizka menjabat sebagai kepala SD Negeri 5 Wawonii Tenggara. Dalam rangka untuk mendorong inovasi pendidikan di sekolahnya, program kolaborasi pun dicetuskan dengan perusahaan tambang.

Sebagai contoh, pada saat peringatan Hari Lingkungan Hidup dan juga Hari Anak Nasional, seluruh stakeholder pendidikan dilibatkan untuk memberikan kontribusi. Mereka merasa terbantu dengan adanya kerja sama tersebut.

Rizka optimis, jika sebagai anggota perusahaan dari Harita Nickel, PT Gema Kreasi Perdana mampu dan berkompeten dalam memfasilitasi pelatihan, serta pengembangan untuk para guru di sekolah-sekolah Wawonii Tenggara khususnya yang dirasa masih kurang. Sehingga, fokus pengembangan sumber daya manusia di aspek pendidikan dapat menyeluruh.

“Guru-guru di sini sangat membutuhkan pelatihan dan pengembangan mengajar, bisa dibuatkan workshop, atau misalnya di sini belum ada guru Bahasa inggris, dari perusahaan bisa meluangkan waktu untuk memberikan pelajaran tersebut dengan sukarela. Ajaklah guru-guru di lingkar tambang untuk studi banding agar mampu mengembangkan profesinya sebagai guru”, harap Rizka.

Tentu saja ini menjadi masukan yang sangat besar bagi PT Gema Kreasi Perdana untuk mengembangkan pendidikan di lingkungan sekitar tambang.

Rizka juga menambahkan, bahwa dirinya sangat berharap jika program kolaborasinya dengan perusahaan ini mampu membukakan kesempatan luas dan masa depan pada anak-anak asli daerah yang sekarang sudah berhasil menempuh pendidikan tinggi.

Rizka berharap jika nantinya anak-anak ini bisa kembali dan berkontribusi di kampung halamannya. Harapannya perusahaan bisa mengakomodasi dan mengembangkan sumber daya manusia di desa lingkar tambang ini secara berkelanjutan. **