JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum lama ini mengungkapkan tengah menebar nyamuk Wolbachia secara masif untuk menekan penularan demam berdarah dengue (DBD).

Untuk itu, anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah mengingatkan pemerintah agar penyebaran nyamuk Wolbachia tidak lantas menimbulkan penyakit baru.

Sebab, tujuan awal penyebaran nyamuk tersebut adalah untuk mengurangi populasi nyamuk penyebab DBD tidak lantas justru menimbulkan penyakit baru.

“Harus ditinjau ulang program Wolbachia ini, program penyebaran nyamuk Wolbachia. Jangan sampai tujuan kita untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti ini dengan cara menghadirkan nyamuk Wolbachia ini justru malah menghadirkan penyakit baru lagi,” ujar Nur Nadlifah kepada Parlementaria, di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/11/2023) dikutip dari laman resmi DPR RI.

Sebelumnya, politisi PKB ini mengatakan Komisi IX dalam Kunker ke Bali beberapa waktu lalu telah dijelaskan mengenai bagaimana nyamuk Wolbachia digunakan untuk mengendalikan kasus DBD. Namun, pihaknya mengatakan masih perlu mendengarkan penjelasan Kementerian Kesehatan secara detail.

“Penanganan demam berdarah ini harus benar-benar teliti, tuntas, sehingga masyarakat sendiri itu paham cara pencegahannya, mereka bisa prepare sendiri.

“Kalau ini benar (Wolbachia dapat mengurangi populasi nyamuk penyebar virus DBD), sebenarnya ya bagus juga, cuma belakangan disinyalir punya potensi chikungunya misalnya atau apa atau apa. Nah ini kita belum mendengar penjelasan dari Kementerian Kesehatan secara detail,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia pun meminta Kementerian Kesehatan benar-benar serius untuk menuntaskan penanganan demam berdarah. Termasuk dengan tetap mengedukasi masyarakat terkait pencegahan penyebaran virus melalui nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

“Memang untuk urusan nyamuk ini kan tidak pernah berhenti ya, karena negara kita kan negara tropis. Begitu nanti musim hujan, ada genangan, muncul nyamuk, terus-terusan. Tapi penanganan demam berdarah ini harus benar-benar teliti, tuntas, sehingga masyarakat sendiri itu paham cara pencegahannya, mereka bisa prepare sendiri, bisa melakukan mitigasi sendiri,” tutupnya.

Mengutip World Mosquito Program, Wolbachia adalah bakteri yang sangat umum dan terdapat secara alami pada 50 persen spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu.

Wolbachia hidup di dalam sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga. Nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak membawa Wolbachia, namun banyak nyamuk lainnya yang membawa Wolbachia.

Peneliti Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD menerangkan bahwa bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium.

**