KENDARI – Harga cabai rawit di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) melambung tinggi hingga tembus Rp 120 per kilogram (kg). Lonjakkan harga pada salah satu kebutuhan pokok itu terjadi sangat signifikan dalam beberapa pekan terakhir ini.

Kenaikan harga cabai rawit ini terjadi di dua pasar tradisional di Kota Kendari, yakni pasar Baruga dan Mandonga. Bahkan harga cabai rawit naik hingga tiga kali lipat dari sebelumnya.

Salah satu pedagang Pasar Mandonga, Daeng Bolla mengatakan, kenaikan harga cabai rawit sudah sejak lama terjadi, namun naik secara berangsur. Mulai dari Rp25 per kilo, naik Rp40-80 hingga Rp120 per kg.

“Akibat kenaikan harga ini, masyarakat jadi mengurangi pembelian mereka. Secara otomatis sangat mempengaruhi daya beli masyarakat,” ucapnya, pada Kamis (14/12/2023).

Baca Juga:  Gandeng UHO, BNI Perkuat Layanan Digital Lewat Program Campus Financial

Faktor el nino yang melanda seluruh wilayah Sultra, menjadi salah satu penyebab petani gagal panen, sehingga pasokan cabai berkurang, membuat harganya juga melonjak naik.

“Cabai rawit lokal tidak mencukupi kebutuhan konsumen, jadi kita ambil cabai dari luar daerah. Mudah – mudahan cepat ada perubahan untuk turun kembali harganya,” katanya.

Sementara itu, sambung Daeng Bolla, harga malah bawang turun, namun dipastikan akan mengalami kenaikan menjelang natal dan tahun baru.

“Harga bawang merah turun dari Rp40 menjadi Rp35 per kilo, sedangkan bawang putih dari Rp50 menjadi Rp45 per kilo,” tukasnya.

Baca Juga:  Claro Wedding Festival Hadir Kembali, Usung Tema 'The Fascination of Moronene'

Hal senada juga disampaikan pedagang Pasar Baruga bernama Sri. Kata dia lonjakan harga cabai rawit ini secara siginifikan terjadi sebulan terakhir ini.

“Sudah satu bulan ini harga cabai mengalami kenaikan yang sangat tinggi karena disebabkan cuaca buruk. Cabai rawit capao Rp120 per kilogram,” katanya.

Bukan hanya cabai rawit, tambah Sri, cabe merah keriting juga naik Rp85 per kilo dari harga Rp70. Begitupun dengan cabe merah besar naik Rp90 dari harga Rp70 per kilo.

“Naiknya sudah hampir 1 bulan terakhir ini di karenakan pengaruh kemarau, semoga masalah ini cepat teratasi dan harga kembali normal,” harap Sri.

**