KENDARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali mengadakan Bincang Jasa Keuangan (BIJAK) bersama puluhan insan pers bertempat di Hotel Plaza Inn Kendari, Selasa (27/11/2023).

Dalam kegitan itu OJK memaparkan beberapa pembaruan informasi terkait perkembangan industri jasa keuangan, dan fenomena investasi bodong dan pinjaman online yang marak dialami oleh masyarakat.

Pada kegiatan ini, OJK Sultra juga melibatkan perwakilan dari Polda Sultra yang merupakan salah satu anggota Satgas Waspada Investasi (SWI).

Kepala OJK Sultra, Arjaya Dwi Raya menjelaskan kegiatan ini merupakan agenda yang secara periodik dilakukan untuk diseminasi informasi terkait perkembangan sektor jasa keuangan khususnya di Sultra dan kebijakan- kebijakan yang dikeluarkan OJK untuk meningkatkan kinerja dan mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi serta perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.

“Hal ini juga diharapkan dapat menjadi pintu informasi kepada masyarakat melalui media pemberitaan, agar literasi masyarakat semakin meningkat sehingga mampu memahami manfaat dan risiko yang melekat dalam produk jasa keuangan dan terhindar dari penawaran investasi ilegal,” ujar Arjaya.

Sementara itu, Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sultra, Arya Prabu dalam pemaparannya menyampaikan informasi perkembangan industri jasa keuangan sampai dengan September 2023 dengan jumlah jaringan kantor industri perbankan sebanyak 184 dengan rincian jumlah bank umum sebanyak 23 dengan jaringan kantor sebanyak 178, dan Kantor Pusat BPR sebanyak 15 dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 6 mengalami pertumbuhan yang cukup positif.

Baca Juga:  Rupiah Melemah, Tembus Rp 16.456 per Dolar AS

“Secara umum aset perbankan di Sultra posisi September 2023 tumbuh 10,53 persen (yoy) menjadi sebesar 46,87 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,15 persen (yoy) menjadi sebesar 31,87 triliun, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang tinggi 109,41 peesen dengan risiko kredit (NPL) yang tetap terjaga sebesar 1,93 persen,” ungkapnya.

Dari sisi penyaluran kredit kepada Kredit UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 11,83 persen dengan rasio NPL di posisi 3,29 persen.

Pangsa kredit UMKM mencapai 37,54 persen dari total penyaluran kredit sebesar Rp34,40 triliun. Bila dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro 66,45 persen, kecil dan menengah yang masing-masing terkoreksi -29,74 persen dan – 5,93 persen.

Selain pertumbuhan pada industri perbankan hal yang sama juga ditunjukkan pada Industri Keuangan Non Bank (IKNB) per September 2023 jumlah 58 jaringan kantor (konvensional dan syariah) dengan rincian perusahaan pembiyaan sebanyak 35, pergadaian 1, asuransi jiwa 6, asuransi umum 13, modal ventura 3.

Per Juli 2023, pertumbuhan Aset Modal Ventura terkoreksi sebesar – 47,92 persen yoy. Pembiayaan Penyertaan Modal Ventura tumbuh sebesar 127,05 persen yoy.

Baca Juga:  Update Harga BBM Pertamina di Sultra per Maret 2025, Dexlite-Pertamina Dex Turun

Pada TW 2 2023, premi Asuransi Umum tumbuh sebesar 22,07 persen klaim Asuransi Umum tumbuh sebesar 33,32 persen qtq sedangkan Premi dan klaim Asuransi Jiwa tumbuh masing- masing sebesar 14,80 persen dan 8,15 persen.

Non Performing Fund (NPF) Perusahaan Pembiayaan posisi Juli 2023 sebesar 1,98 persen meningkat sebesar 0,09 persen dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 1,89 persen.

Tingkat Inklusi masyarakat terhadap produk investasi di Lembaga Jasa Keuangan Pasar Modal di Sultra mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah rekening investasi tumbuh 37,55 persen yoy dengan total rekening investasi posisi September 2023 sebanyak 79.622 rekening .

Selain itu perkembangan pengguna fintech di Bumi Anoa juga mengalami pertumbuhan yang positif.

“Dilihat dari jumlah lender (akumulasi) terdapat peningkatan sebanyak 1.313 entitas atau 54,14 persen yoy, seiring dengan itu borrower (akumulasi) juga mengalami peningkatan sebesar 55,87 persen yoy di sisi jumlah transaksi per akun di Provinsi Sulawesi Tenggara, khusus untuk akun lender tumbuh sebesar 51,35 persen yoy dan transaksi borrower tumbuh sebesar 39,59 persen yoy. Per posisi Agustus 2023, jumlah outstanding pinjaman fintech di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp196 Miliar atau meningkat 27,67 persen,” bebernya.

***