KONAWE – Kehadiran peralatan modern tidak lantas menghilangkan peralatan tradisional. Meski tidak sebanyak di zaman dahulu, perajin Caping di Konawe tetap bertahan di tengah gempuran peralatan modern.

Kehadiran dan buah tangan dari pengrajin Caping masih menjadi primadona bagi sebagian masyarakat khusunya para petani.

Caping adalah topi petani yang berbentuk kerucut, dan biasanya dibuat dari anyaman bambu, caping sudah menjadi salah satu pelengkap peralatan petani sejak dahulu, dan sudah menjadi suatu kebudayaan.

Baca Juga:  Hujan Deras, Petani di Onembute Meninggal Tersambar Petir

Ukuran Caping juga berbeda antar daerahnya, tergantung dengan pemakai Caping tersebut, sehingga ukurannya bisa disesuaikan sesuai umur, maupun ukuran tubuhnya.

Salah satu pengrajin Caping khas Tolaki yang masih bertahan berada di Desa Baini, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe.

Baca Juga:  Tragedi Tabrak Lari di Konawe: Korban Akhirnya Meninggal, Polisi Diminta Bertindak

Para pengrajin menghasilkan Caping (oboru) anyaman khas Tolaki dengan bahan dasar daun pandan hutan dan bambu yang diambil dari hutan.

Pengrajin, Kasmiah mengatakan selain bambu dan daun pandan hutan sebagai bahan dasar untuk membuat Caping, ada dua bahan lainnya yang digunakan yakni sampah plastik rumah tangga dan karung bekas.