Pemkot Kendari Genjot Eliminasi TBC, Capaian SPM Melebihi 100 Persen
KENDARI – Hingga Juli 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mencatat telah menangani sebanyak 1.136 kasus Tuberkulosis atau TBC di Kota Kendari.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Kendari, Ellfi, mengatakan bahwa jumlah penanganan kasus TBC itu tersebar di 11 kecamatan se-Kota Kendari dengan persentasi setiap bulan rata-rata 100-an orang.
“Untuk Januari itu ada 178 kasus, Februari 153 kasus, Maret 149 kasus, April 184 kasus, Mei 174 kasus, Juni 140 kasus, dan Juli sebanyak 158 kasus TBC,” kata Elfi.

Dia menyebutkan kabar baik dari temuan kasus TBC pada tahun ini, pihaknya menemukan banyak kasus TBC yang ditangani dengan tingkat kesembuhan yang cukup bagus.
Hal tersebut tentunya didorong oleh banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang di dalamnya tidak membatasi akses layanan.
“Jadi, warga manapun, dia berasal dari luar Kota Kendari, warga Kota Kendari atau luar Provinsi Sulawesi Tenggara pun ketika dia mau mendapatkan layanan, semua layanan yang ada di Kota Kendari kita tidak membatasi,” ujarnya.
Diulas capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) terhadap terduga TBC setiap tahunnya melebihi dari target.

Pada tahun 2023, dari target 6.993 SPM mencapai 7.016 pelayanan atau sebesar 100,32 persen realisasi. Sementara pada tahun 2024 juga melampaui capaian, dari target 5.989 SPM mencapai 6.791 pelayanan atau sebesar 113,39 persen realisasi.
Elfi mengungkapkan jika setiap pasien yang mengunjungi fasilitas kesehatan, pihaknya juga memberikan edukasi terkait penyakit TBC agar masyarakat bisa mengambil langkah-langkah strategis lainnya untuk menangani penyakit tersebut.
“Kita lakukan pengobatannya, kita lakukan pelacakan kontaknya, kita cari siapa saja orang yang bisa berisiko tertular dengan terkonfirmasinya dia atau terdiagnosanya sebagai penderita TBC, supaya kita bisa yakin upaya untuk memutus mata rantai penularan itu ada,” ungkap Elfi.
Dinkes Kota Kendari juga mengapresiasi antusias masyarakat yang semakin tinggi untuk melakukan deteksi dini penyakit TBC dengan menggunakan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digalakkan pemerintah saat ini.

“Melalui cek kesehatan gratis sebenarnya kita sudah melakukan skrining, apakah memang dia masuk dalam kategori yang berisiko untuk tertular TBC atau tidak. Kita skrining tidak saja dari gejala klinisnya, baik itu batuknya ataupun gejala-gejala yang lainnya, tapi juga kita sering dari faktor berisikonya,” ujarnya.
Elfi menambahkan jumlah kasus TBC di Kota Kendari tahun 2025 ini tidak menunjukkan perubahan signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya sekitar 1.919 kasus.
Sebab, pada pertengahan tahun ini, mereka sudah mencatat setengah dari total kasus tahun sebelumnya.
***
Tinggalkan Balasan