Tren Menurun, Pemkot Target Angka Stunting Nol Persen untuk Kendari Kota Sehat
KENDARI – Tren angka stunting di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan, sejalan dengan target Pemkot Kendari untuk menurunkan angka stunting hingga nol persen.
Diketahui, angka stunting yang tinggi di suatu daerah dapat menjadi indikator kurangnya kesehatan lingkungan dan fasilitas di kota tersebut.
Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak-anak, seringkali terkait dengan sanitasi yang buruk, akses air bersih yang terbatas, dan kurangnya pemenuhan gizi yang memadai, yang semuanya merupakan masalah yang dapat diatasi melalui program kota sehat.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Kendari, Jahudding menyebutkan, meski data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menyebutkan angka stunting masih berada di angka 20 persen tetapi Pemkot Kendari telah menargetkan angka stunting nol persen atau “Zero Stunting” pada tahun 2029.
Target Zero Stunting itu, kata Jahudding, merupakan bekerja keras semua pihak untuk mewujudkan generasi yang memiliki Sumber Daya Manusia berkualitas di masa mendatang.
“Itu sebabnya kami terus meningkatkan sinergitas lintas sektor dalam upaya percepatan pencegahan penurunan angka stunting di Kota Kendari,” ujar Jahudding dalam keterangannya, Selasa (5/8/2025).
Lanju Jahudding, salah satu upaya konkret yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting adalah dengan bersama seluruh stakeholder dan OPD terkait untuk menyamakan persepsi dalam penanganan keluarga berisiko stunting.

“Berdasarkan pendataan rutin tahunan, di Kota Kendari terdapat 1.018 keluarga yang masuk kategori berisiko stunting. Inilah yang menjadi fokus utama kita dalam melakukan intervensi, baik secara spesifik maupun sensitif,” jelasnya.
Ia juga mengatakan ada enam indikator yang membuat keluarga masuk kategori berisiko stunting, yaitu sanitasi tidak layak, keterbatasan akses air bersih, serta faktor “4 Terlalu” terlalu muda sudah hamil, terlalu tua masih hamil, terlalu banyak anak, dan jarak kelahiran terlalu rapat.
“Faktor-faktor ini, jika tidak diintervensi dengan edukasi dan pendampingan yang tepat, akan memicu lahirnya generasi baru dengan risiko stunting,” tuturnya.
Jahudding juga menjelaskan. sebagai terobosan, Pemkot Kendari meluncurkan program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Intervensi Stunting). Melalui program ini, masyarakat yang mampu diharapkan mau menjadi pendamping bagi keluarga berisiko stunting maupun yang sudah mengalami stunting.

“Kalau dulu kita kenal istilah Persaudaraan Madani, sekarang kita sebut Orang Tua asuh. Konsepnya, masyarakat yang mampu menjadi orang tua asuh bagi keluarga yang memerlukan pendampingan,” jelas Jahudding.
Lebih lanjut Ia berharap seluruh elemen masyarakat turut mendukung pergram pemerintah dalam menekan angka stunting, demi menciptakan generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas.
“Kolaborasi lintas sektor dan evaluasi menyeluruh terhadap program setiap OPD adalah kunci. Kami juga menekankan pentingnya pemanfaatan data keluarga berisiko stunting secara presisi dan menyeluruh, agar setiap langkah benar-benar menyasar kebutuhan di lapangan,” ujarnya.
****
Tinggalkan Balasan