BAUBAU – Guna meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih tertarik mengonsumsi pangan lokal Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan dan Ketapang) Kota Baubau mempromosikan KAMISEKATA.

KAMISEKATA sendiri merupakan akronim dari Kapusu, Kasuami, Kambuse, Kaombongi, dan Taingkora.

Promosi dilakukan dalam momen kegiatan edukasi konsumsi pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) dengan tema ‘Sehari Bersama KAMISEKATA utuk Baubau Sehat dan Berkualitas di Hotel Galaxi Inn, Rabu (12/11/2025).

Plt Asisten II Setda Kota Baubau, Moh Abduh mengungkapkan lima pangan lokal khas Baubau merupakan sarat makna budaya sekaligus kaya gizi.

Dengan gerakan ini, pihaknya mengajak seluruh masyarakat Kota Baubau untuk satu hari dalam seminggu mengonsumsi pangan lokal KAMISEKATA sebagai wujud cinta pada produk daerah sekaligus langkah nyata membangun ketahanan pangan.

Baca Juga:  Workshop Perfilman, Langkah Awal Dorong Film Lokal di Baubau Berkembang

Dikatakan, gerakan ini bukan hanya soal makanan, tetapi juga soal jati diri dan kemandirian.

Dengan mencintai pangan lokal maka menguatkan ekonomi petani dan pelaku usaha kecil, sekaligus menjaga tradisi leluhur yang sarat kearifan lokal.

“Saya memberikan apresiasi kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau atas inisiatif dan kerja kerasnya dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Semoga gerakan konsumsi pangan B2SA ini menjadi contoh baik bagi masyarakat, sekolah, instansi pemerintah, hingga rumah tangga di Kota Baubau,” katanya.

Baca Juga:  Harga Pupuk di Baubau Turun hingga 63 Persen, Diharap Tekan Biaya Produksi Petani

Ditambahkan, Kota Baubau memiliki kekayaan pangan lokal yang beragam dan bernilai gizi tinggi.

Namun dalam keseharian, pola konsumsi masyarakat masih terlalu bergantung pada beras.

Oleh karena itu, melalui gerakan B2SA ingin mengedukasi masyarakat agar semakin bijak dalam memilih makanan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman.

Pihaknya mengajak seluruh masyarakat Kota Baubau untuk menjadikan gerakan ini sebagai gaya hidup sehat, bukan hanya seremonial. Gerakan ini pun harus pula dicontohkan oleh kepala- kepala OPD, camat, hingga lurah.

 

**