BAUBAU – Sebagai rangkaian dari Haroana Baubau tahun 2024, Pemkot Baubau melakukan kegiatan Santiago ke Makam Sultan-sultan yang pernah memimpin Kesultanan Buton pada Rabu (16/10/2024).

Santiago dihadiri Pj Wali Kota Baubau, Muh Rasman Manafi bersama Pj Sekda La Ode Aswad, dan beberapa kepala OPD serta perangkat Masjid Agung Keraton Buton yang dimaksudkan untuk mengingat jasa-jasa para Sultan Buton di masa yang lalu.

Dalam keterangan persnya, Pj Wali Kota Baubau Muh Rasman Manafi menjelaskan, tradisi ziarah kubur itu atau ke makam makam raja-raja atau sultan hampir di seluruh Indonesia itu ada.
Sehingga, ziarah kubur ini bukan suatu yang baru tapi ini memang dimana-mana ziarah kubur dilaksananakan sebagai bentuk penghargaan apresiasi kepada mereka-mereka yang sudah berjuang di tanah Buton. Hanya saja, uniknya ziarah kubur di Baubau ini memang tidak seperti daerah lain ada upacara tradisinya itulah keunikannya dan kekhususannya.

Baca Juga:  Terima SK 80 Persen, CPNS Baubau Seleksi Tahun 2024 Diingatkan Disiplin Kerja

Muh Rasman menyebut pihaknya akan tetap berupaya untuk mempertahankan dan melestarikan tradisi adat Santiago sebab daerah daerah lain juga masih mencari model dan mencari bentuk.

“Sedangkan, Kesultanan Buton sudah ada dan tinggal dipertahankan sekaligus dilestarikan kepada generasi muda. Mari kita bersama-sama kita kawal ini sehingga sampai kapan pun budaya Buton ini tetap lestari,” ajaknya.

Baca Juga:  Malona Qunua, Tradisi Pertengahan Bulan Ramadan yang Penuh Makna Filosofi

Sementara itu, pada prosesi tradisi Santiago dalam rangkaian Haroana Baubau 2024, dimulai dari iring-iringan Santiago yakni Pj Wali Kota Baubau bersama Pj Sekda Kota Baubau, dan kepala-kepala OPD yang dikawal oleh pasukan Galangi memulai perjalanan dari Kamala Kara menuju Masjid Agung Keraton Buton untuk menjemput Sarana Hukumu perangkat masjid keraton Buton.

Selanjutnya, bersama Sarana Hukum menuju ke makam para Sultan untuk melakukan ziarah kubur.

Kemudian, air yang diguunakan untuk penyiraman makam Sultan-sultan pada proses Santiago dibawa khusus para gadis muda dinamakan Salawatu yang dipayungi Kenipau.

**