KONAWE – Polres Konawe merilis data capaian kinerja polres dan jajarannya, bertempat di Aula Media Center Polres Konawe, Sabtu (31/12/2022).

Hadir dalam kesempatan itu, Kapolres Konawe AKBP Ahmad Setiadi didampingi Wakapolres Kompol Alwi serta jajaran Humas Polres Konawe.

Kapolres menyampaikan untuk tahun 2022, kasus tindak pidana di Konawe mengalami peningkatan sebesar 7,33 persen dari tahun sebelumnya.

Rinciannya, tahun 2021 terdapat 259 kasus dan di tahun 2022 naik menjadi 278 kasus.

Lanjut dikatakan Kapolres, terkait penanganan jumlah penyelesaian tindak pidana tahun 2021 sebanyak 188 kasus, sementara di tahun 2022 sebanyak 199 atau naik 5.85 persen.

Baca Juga:  Indomaret Buka Rekrutmen Posisi Teknisi, Cek Syarat dan Area Penempatannya

“Persentase penyelesaian tindak pidana pada 2021 sebanyak 72.59 persen dan 71.58 persen pada tahun 2022 atau turun 1.39 persen,” ujarnya.

Dia menyampaikan kasus yang menjadi perhatian publik atau mendominasi pada tahun 2022 adalah kejahatan konvensional terdiri dari penganiayaan 60 kasus, pencurian sebanyak 44 kasus, tindak pidana uang palsu 1 kasus, pengeroyokan 21 kasus, kekerasan seksual 33 kasus.

Lebih lanjut, kekerasan seksual terhadap anak terdiri dari persetubuhan anak 21 kasus dan pencabulan 12 kasus.

“Kasus pencurian dari 44 kasus itu terdiri dari pencurian biasa 33 kasus, Curanmor 10 kasus, pencurian hewan ternak 1 kasus, kekerasan terhadap anak 12 kasus, eksploitasi anak 2 kasus, kekerasan dalam rumah tangga 12 kasus,” ungkapnya.

Baca Juga:  Majukan Sektor Pertanian Sultra, Jaelani Salurkan Bantuan Alsintan di Konawe

Sementara itu, Kasat Reskrim AKP Moch. Jacub Nursagli Kamaru mengatakan, kejahatan terhadap kekayaan negara, terdiri dari Tindak pidana migas atau BBM Ilegal sebanyak 7 kasus dan tindak pidana Korupsi sebanyak 3 kasus.

Kata Jacub, kari kasus tersebut telah diselesaikan, laporan korupsi penyelematan kerugian negara mencapai Rp893.180.895 telah berhasil dituntaskan dari tiga kasus korupsi.

“Telah selesai semua, telah kami tangani jelas disitu tidak ada pengembalian yang terjadi, sehingga mereka wajib mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah mereka lakukan,” pungkasnya. ***