KONAWEVideo singkat yang memperlihatkan ambruknya salah satu bagian dinding Bendungan Ameroro yang terletak di Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) beredar disejumlah platform media sosial, salah satunya di Whatsapp Grup (WAG) pada Rabu (13/9/2023).

Video ambruknya dinding bendungan yang memiliki kapasitas tampung 98,81 juta m3 serta diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan air baku sebesar 0,51 m3/detik itu sontak menjadi perbincangan publik, khusunya di wilayah Konawe.

Ambruknya bagian Bendungan Ameroro tersebut pun diduga karena gagal konstruksi.

Gubernur Dewan Pimpinan Wilayah Lumbung Informasi Masyarakat (DPW-LIRA) Sultra, Karmin pun memberi komentar terhadap insiden tersebut.

Baca Juga:  Paripurna DPRD Sultra Umumkan Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih

Menurut Karmin, bila melihat video yang dikirimkan anggotanya di lapangan, pengerjaan dindin bendungan tersebut diduga tidak memiliki tulangan (penyangga).

“Seharusnya bendungan tersebut memakai penyangga, karena posisinya miring dan di bawahnya ada pasir,” ungkap Karmin.

Untuk itu, dengan ambruknya bendungan itu, dirinya meminta kepada pihak terkait untuk mengusut tuntas tersebut, karena anggaran yang terbilang cukup besar.

“Saya minta ini diusut sampai tuntas, pasalnya ini proyek strategis nasional yang menelan anggaran sekitar Rp1,5 Triliun. Ini anggar tidak sedikit,” harapnya.

Baca Juga:  Pj Wali Kota Kendari Ajak Masyarakat Manfaatkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Menurut informasi yang dihimpun, mega proyek bendungan Ameroro dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai IV Sulawesi Tenggara, dan bertindak sebagai pelaksana proyeknya adalah PT Hutama Karya (HK).

Sementara itu, Humas Balai Wilayah Sungai (BWS) Kendari, Rahmat yang dikonfirmasi mengaku belum bisa memberikan tanggapan.

“Kalau saya belum bisa kasih tanggapan, karena saya juga belum menerima informasi secara utuh terkait dengan kabar tersebut,” kata Rahmat melalui panggilan WhatsApp.

**