Adik Korban Kasus Tabrak Lari di Konawe Merasa Diteror, HAMI Bakal Surati LPSK
KENDARI – Kasus tabrak lari yang berujung maut dialami seorang pelajar di Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe bernama Juliansyah (18) hingga kini masih bergulir.
Di tengah kasus yang masih berjalan tersebut, sang adik dari korban yakni Juniansyah (17) menyebut dirinya merasa mendapat ancaman atau teror dari Orang Tak Dikenal (OTK)
Indikasi teror yang dialami Juniansyah terjadi pada Minggu (18/6/2023) sekira pukul 01.00 WITA, dimana dirinya dibuntuti oleh OTK.
Juni menceritakan awal kejadian yang dialaminya saat sedang bekerja di salah satu barber shop yang terletak di Kecamatan Pondidaha.
Setelah itu, AS yang merupakan kakak Indra selaku saksi atas kasus meninggalnya Juliansyah datang dan meminta Juni untuk mencukur rambutnya.
Lebih lanjut, Juni sempat menolak permintaan tersebut dan beralasan untuk memanggil sang bos dari barber itu, namun AS terus memaksa.
“Ketika saya pangkas rambutnya, ada temannya satu itu dia foto-foto saya. Dia lagi duduk, kemudian datang sampingku arahkan ponselnya ke saya. Jadi kentara sekali dia foto saya,” kata Juni, Senin (19/6/2023).
Kemudian sekira pukul 01.00 WITA, lanjut Juni, sebuah mobil dengan warna abu-abu mondar-mandir di depan barber shop tempat dia bekerja.
“Sudah jam 01.00 malam ada mobil pulang balik. Tapi saya heran banyak kali dia pulang balik. Mobilnya warna abu-abu,” bebernya.
Setelah itu, Juni pulang ke rumah. Namun anehnya, mobil tersebut masih mondar-mandir di depan kediaman korban di Kecamatan Pondidaha.
“Mondar-mandir terus itu mobil, baru banyak kali. Saya heran seperti ada yang dia cari,” heran Juni.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Andri Darmawan yang selama ini mendampingi keluarga dalama kasus tersebut mengatakan akan mengambil tindakan.
Bahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan menyurat ke Lembaga Pelindung Saksi Korban (LPSK).
“Dengan kejadian ini, secepatnya kami menyurat ke LPSK. Kalau sudah begini, sampai dibuntuti kami menduga ada kekuatan besar di balik kasus kematian Juliansyah,” ujar Andri.
**
Tinggalkan Balasan