KONAWE UTARA – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Konawe Utara (Konut) sukses menyelenggarakan belasan event dari awal Januari hingga Juni pada tahun 2022.

Event yang digelar itu dalam rangka menarik wisatawan, meramaikan daerah, dan menaikkan pendapat masyarakatnya Bumi Oheo.

Namun, keberhasilan kurang lebih 13 helatan event yang diselenggarakan oleh Pemda Konut mulai dari gelaran HUT ke-15 yang diselenggarakan awal tahun pada Januari sampai kegiatan GTRA Summit di bulan Juni 2022 masih menyisakan masalah.

Pemda Konut meninggalkan utang kepada pihak EO (Event Organizer) Gerbong Solusi Management (GSM) Kendari yang nilainya kurang lebih kurang Rp1,9 miliar.

“Seluruh kegiatan event tersebut diorder lewat Bagian Umum Pemda Konut Ibu Ery Astuti Husainy. Sampai akhirnya Kabag Umum Pemda Konawe Utara ibu Ery Astuti Husainy bersama GSM Kendari menandatangani perjanjian pembayaran seluruh kegiatan tersebut akan dibayarkan lewat anggaran Perubahan di bulan Oktober 2022, namun sudah sampai bulan Desember ini pihak Pemda Konawe Utara juga belum membayarkan sesuai kontrak perjanjian yang ditandatangani,” ungkap Direktur GSM Kendari Ary Harianto Nuhung atau yang akrab disapa Pop Kendari pada Jumat (9/12/2022).

Baca Juga:  Kukuhkan Pengurus PKK, Dekranasda, dan Bunda Literasi, Begini Pesan Wali Kota Kendari

Dampak dari hal tersebut, operasional GSM Kendari menjadi terganggu, mulai dari pembayaran gaji karyawan yang tertunda selama 4 bulan, sampai pembayaran GSM Kendari ke pihak vendor-vendor lain.

Dilanjutkannya, jika tidak ada respon dari pihak Pemda Konut khususnya Bagian Umum untuk menyelesaikan masalah tersebut, pihak GSM Kendari akan menempuh jalur hukum.

Baca Juga:  Sultra Kejar Target Pembentukan Koperasi Merah Putih

“Ya, kalau tidak ada niatan yang serius kami akan lanjut ke jalur hukum agar orang-orang yang bekerja dibalik layar bisa kami penuhi juga hak-haknya,” pungkasnya

Terkait hal itu, Ery Husainy menjelaskan bahwa pihaknya akan segera menyelesaikan utang piutang ke GSM dalam waktu dekat.

“Ini hanya persoalan waktu saja. Pihak pemda bukan berpangku tangan. Kami terus menjalin berkomunikasi dengan pihak gerbong. Dalam waktu dekat kita selesaikan,” ujar Ery saat dikonfirmasi.

Dijelaskannya, bahwa mestinya persoalan seperti ini harus didudukan secara bersama-sama tanpa harus digaungkan lewat media sosial.

“Kami juga sudah ada beberapa yg kami bayar dan tetap upayakan apa yang menjadi tanggung jawab kami,” pungkasnya. **